10/05/21

Translate Indonesia Novel Nirvana In FIre (Lang Ya Bang) : Chapter 1

Title                      : Lang Ya Bang

Original Writer     : Hai Yan

English Ver          : apurpleblob

Jinling, Ibukota kerajaan kekaisaran agung Liang

Disana, setiap objek yang ada mencerminkan keanggunan kerajaan, bahkan gerbang kota terlihat benar-benar kokoh dan mengagumkan. Berada di antara arus manusia yang keluar masuk kota, terdapat sebuah kereta kuda dengan atap berwarna biru yang tak biasa. berjalan inci demi inci kedepan, sebelum akhirnya berhenti beberapa langkah kaki sebelum gerbang ibu kota.

Seorang pria tampan berpakaian putih mengangkat korden yang menutupi kereta dan melompat turun. Dia berjalan beberapa langkah, kemudian mengangkat kepalanya dan melihat tulisan “Jinling” diatas gerbang.

Dua pria yang mengendarai kuda didepan kereta tadi merasakan ada sesuatu yang aneh. Mereka menoleh kebelakang, kemudian memutar balik kuda mereka dengan bersamaan . Dua pemuda itu berpakaian seperti bangsawan, dan nampak seumuran. Pria muda itu memanggil, “Tuan Su, ada apa?”

Mei Changsu tidak menjawab, Ia terdiam, menatap kearah atas gerbang kota. Angin yang bertiup meniup rambut gelapnya dan beberap helai turun menutupi wajah pucatnya. Ia nampak kesepian, seakan-akan sedang memikul beban penderitaan hidup yang amat berat.

"Apakah kau lelah Tuan Su?” Salah satu pengendara didepan tadi memperhatikan rautnya dan bertanya kepadanya dengan kepedulian. “Kita hampir sampai. Kau akan bisa beristirahat dengan baik hari ini.”

“Jingrui, Xie Bi.” Sebuah senyuan terpancar dari bibir pucat Mei Changsu. ”Aku ingin berdiri di sini sedikit lebih lama…..Bertahun-tahun sudah berlalu, tapi Jinling belum banyak berubah. Aku menebak pasti istana masih tetap semegah dahulu, sama seperti gerbang ini…”

Sedikit terkejut, Xiao Jingrui bertanya, “Jadi…kau sudah pernah ke Jinling sebelumnya?”

“Lima belas tahun lalu. Aku di bawah bimbingan Tuan Li Chong dari Jinling. Aku belum pernah kembali lagi sejak ia di pecat dan meninggalkan ibu kota.” Mei Changsu mengela napas samar-samar dan menutup mata, seperti sedang mencoba menghapus kesedihan. “kenangan bersama guruku membuatku meratapi masa lalu. Seperti asap. Seperti debu. bereka sudah terpecah-pecah, tak akan kembali lagi.”

Xiao Jingrui dan Xie Bi menatapnya dengan seksama saat ia menyebutkan Konfusius besar Tuan Li.

Li Cong adalah seorang Guru kerajaan yang sangat terkenal dengan pengetahuannya yang luas, ia mengajari putra-putra kerajaan berdasarkan titah kaisar, dan masih tetap memberikan pelajaran di luar istana. Baik kaya maupun miskin menghadiri pelajarannya tanpa membedakan, dan nama baiknya tak ada banding. Sayangnya, pada satu hari ia membuat marah kaisar karena sebuah alasan yang tak diketahui, dan diturunkan dari guru kerajaan menjadi rakyat biasa. ia meninggalkan ibu kota dengan rasa marah dan meninggal dengan merana, meninggalkan rasa sakit di hati banyak anak didiknya. Sepanjang perjalanan mereka ke Jinling, Xiao Jingrui dan Xie Bi keduanya berpikir bahwa Tuan Su adalah seorang intelek yang luar biasa, dan menduga bahwa sumber pengetahuannya berasal daris eorang guru besar.

“Tuan Li pastinya tak ingin kau menyakiti tubuhmu karena kesedihan.” Xiao Jingrui diam-diam mencoba menenangkan Mei Changsu. “Tubuhmu sedang tak sehat. Tujuan kami mengundangmu ke Jinling adalah agar kau bisa bersnatai dan memulihkan diri. Kami sebagai teman akan merasa buruk jika membuatmu terlarut dalam kesedihan.”

Mei Changsu masih terdiam. Kemudian ia perlahan membuka matanya dan berkata, “Jangan khawatir. Sejak aku tiba di sini, sudah sewajarnya aku memberikan hormatku kepada almarhum guruku, tak ada alasan untuk terpuruk dalam kesedihan, aku baik-baik saja. Ayo kita masuk.”

Hampir senja, Pasar siang sudah tutup dan pasar malam masih belum buka. Setelah melewati jalanan yang sunyi, tiga orang itu segera tiba disebuah bangunan megah. DI atasnya tergantung tanda, “kediaman Marquis Ning.”

“Oh! Cepat beritahu semua orang. Tuan muda pertama dan tuan muda kedua sudah kembali!” Waktu hampir malam saat para pelayan sibuk menyalakan lampion di sekeliling kediaman itu. Seorang pelayan menyadari kedatangan mereka dan berseru, kemudian buru-buru kedepan menyapa tuannya.

Tiga pemuda itu memasuki bangunan melalui gerbang utama. Sebuah mural besar terampang di depan mata, dengan tulisan “Pelindung dan Pilar Kekaisaran” ditulis dengan menggunakan kuas Kaisar.

“Paman Qin, dimana Ayah dan Ibu?”tanya Xiao Jingrui kepada pelayan tua yang tadi buru-buru keluar.

“Marquis ada di ruang belajarnya, Nyonya sedang berdoa kepada Budha hari ini dan akan beristirahat di Kediaman Putri.”

“Lalu bagaimana dengan Papa dan mamaku? Kakak-kakakku?”

“Tuan dan Nyonya Zhuo sudah kembali kerumah, Tuan Muda Zhuo dan nona muda menemani mereka.”

Mei Changsu tak bisa menahan tawanya mendengarkan percakapan itu.”Kacau sekali! Ada Ayah dan Ibu lalu ada Papa dan Mama. Selain itu kau juga tak menggunakan nama depan keluargamuseperti saudara-saudaramu. orang yang tidak tahu pasti akan merasa bingung mendengarkan percakapan ini.”

“Mereka pasti akan bingung jika tidak tahu, tetapi latar belakang Jingrui benar-benar melegenda, pasti hanya beberapa orang yang belum mengetahuinya.”

Xie Bi, di mana tata kramamu? memanggilku dengan namaku begitu saja.” Xiao Jingrui memasang wajah galak, dan ketiga orang itu lantas tertawa bersamaan.

Tetapi mengenai candaan itu, Xie Bi memang benar. Latar belakang di balik kelahiran Xiao Jingrui memang benar-benar aneh, dan melibatkan dua keluarga bangsawan terkemuka yaitu Marquis ing dan kelompok bela diri terkenal Heaven’s Spring. Pasti tak ada manusia yang belum mendengar kisahnya.

Dua puluh tahun lalu, Marquis Ning , Xie Yu pergi meninggalkan ibu kota untuk berperang melawan Kekaisaran Xia Selatan dan saat itu istrinya, Putri Liyang yang tak lain merupakan adik kaisar sedang mengandung. Di tahun yang sama Ketua dari kelompok Bela diri yang sangat terkenal Heaven’sSpring, Zhuo Dingfeng  mempercayakan istrinya yang sedang mengandung kepada seorang teman di Jinling saat ia pergi untuk bertempur dengan sekte demonik. Tentu sajahidup tak selalu berjalan sesuai yang diinginkan. Sebuah penyakit tiba-tiba merebak di ibu kota dan para bangsawan segera di evakuasi ke  kuil-kuil terdekat untuk mengungsi. Secara kebetulan, dua nyonya dari keluarga Xie dan Heaven’s Spring berakhir tinggal terpisah di halaman yang masih satu kuil.

Dua wanita tersebut dengan cepat menjadi akrab di gunung yang sunyi itu, persahabatan terbentuk, dan mereka sering bertemu satu sama lain. Suatu hari, saat dua nyonya itu sedang mengobrol tentang permainan Go, mereka sama-sama merasakan bahwa akan segera melahirkan. Saat itu angin bertiup kencang dan petir menggelegar, para pelayan terus sibuk hingga tengah malam, sebelum akhirnya terdengar suara tangisan bayi, dua bayi laki-laki lahir diwaktu yang hampir bersamaan.

Di tengah-tengah tawa dan kebahagiaan, tabib yang memmbantu kelahiran dua tuan muda berharga itu membawa kedua bayi untuk dimandikan di ruangan lain.

Saat itu, sebuah kecelakaan terjadi.

Sebuah pohon kuno yang ada di kuil disambar petir, sebatang dahan patah dan jatuh menimpa ruangan kelahiran. Dalam sekejap mata, keramik berserakan, iang berguncang dan jendela patah. Angin kuat berhembus masuk kedalam ruangan, mematikan semua lilin. Para pelayan berusaha memindahkan nyonya mereka ketempat aman ditengah-tengah teriakan dan kekacauan. Tabib yang terjatuh ke tanah dan ketakutan dengan cepat menggendong dua bayi dari bak kayu dan berlari keluar.

Syukurnya, tak ada satupun yang terluka. Setiap orang dipindahkan ke ruangan lain. Dua ibu itu menghela napas lega. Sebelum akhirnya mereka menyadari bahwa terjadi masalah besar.

Dua bayi tadi digendong telanjang dan dalam keadaan gelap. Kulit keduanya menjadi sama-sama mengerut, keduanya sama-sama menangis kencang, keduanya memiliki berat dan ciri yang sama. Lalu yang mana bayi milik Marquis dan mana bayi milik keluarga Zhou?

DI hari kedua, masalah menjadi semakin besar, salah satu bayi meninggal.

Nyonya Xie adalah seorang putri, tentu saja kasus ini sampai ke telinga kaisar, yang kemudian memerintahkan kedua kelaurga untuk membawa bayi laki-laki itu ke istana. Awalnya ia meminta Tabib kerajaan untuk mengenali bayi itu lewat darah, namun sayangnya darah bayi itu sama-sama menyatu dengan darah dari kedua keluarga, tanpa ada perbedaan lain yang bisa diamati. kaisar kemudian mengamati wajah dari kedua orang tua itu, dan menyadari situasi ini akan sulit untuk diselesaikan.

********************************

youridewww note:

Akhirnya selesai juga chapter pertama dari project translate novel Lang Ya Bang ini, semoga semangat dan mood untuk mentranslate novel ini terus on fire yah, selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya ^_^

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar