30/04/21

Sepotong Terjemahan Novel Heavy Sweetness, Ash Like-Frost by Dian Xian Chapter 20


Heavy Sweetness Ash Like-Frost, drama yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Dian Xian ini benar-benar mencuri perhatianku. Belum cukup dengan dramanya aku pun lanjut untuk menjelajahi novelnya, dan untungnya ada menemukan blog yang menterjemahkan novel  berbahasa mandarin itu kedalam bahasa inggris. Aku belum membaca novelnya secara keseluruhan dan membaca dengan skipping karena penasaran dengan klimaks cerita (chapter dimana Jin Mi membunuh Xu Feng). 

Ada beberapa perbedaan-perbedaan antara drama dengan novel aslinya tetapi secara garis besar plotnya sama kok, dan bagian yang paling menarik perhatianku adalah bagain di Chapter 20, entah kenapa aku merasa untuk part ini (Jin Mi bangun dari koma ) feel nya benar-benar terasa sekali, rasa campur aduk yang dirasakan Jin Mi benar-benar diceritakan dengan sangat apik oleh sang penulis. It feel So Hurt

Sepotong terjemahan ini aku terjemahkan dari onesecondspring, jika kalian ingin membaca lengkap novelnya dalam bahasa inggris kalian bisa berkunjung kesana

And…this is that part, Happy Reading.

 

Part Awal CHAPTER 20 : Madu yang Terluka



Aku membalik badanku, membuka mataku dan melihat dua wanita pelayan disamping tempat tidurku. Aku mencoba untuk menopang tubuhku dengan kedua lenganku, tapi siapa yang tahu bahwa kedua lenganku masih sangat lemah dan aku kembali terjatuh ketempat tidur.

Gerakanku mengagetkan dua pelayan wanita tersebut.

“Siapa yang menyanyikan opera diluar?” Aku bertanya

Salah satu dari pelayan wanita itu membua matanya lebar-lebar berbalik dan berlari keluar, sepanjang  jalan dia berteriak,”Cepat! Cepat! katakan pada Kaisar! Dewi Air telah bangun!”

Pelayan yang satunya lagi menjadi lebih serius, dia menatapku dan berkata,”Dewi air, anda telah tertidur selama setengah tahun dan akhirnya terbangun, Kaisar telah mengkhawatirkan anda sepanjang siang dan malam.”

Aku mengerutkan alisku dan bertanya lagi,”Siapa yang menyanyikan opera diluar?”

Pelayan Wanita itu menjawab,”Kaisar naik takhta hari ini. Untuk merayakannya, para Dewa membuat sebuah panggung nyanyian opera.”

Aku menutup mataku dan bertanya,”Apa yang mereka nyanyikan?”

Pelayan wanita itu menjawab dengan penuh hormat,”Ini lagu Startled Dream dari opera yang disebut ‘Kun Xi’.”

“Startled Dream…Startled Dream…”Aku mengulanginya sambil bergumam. Aku tiba-tiba mengangkat kepalaku dan menatapnya, Kaisar? Kaisar yang mana?”

Pelayan wanita itu menutupi mulutnya dan tersenyum,”Dewi pasti bercanda, memangnya ada berapa kaisar diluar sana? Kaisar hanya ada satu-Dewa Malam."

“Dewa malam…?” Pikiranku menjadi bingung, “Dewa malam…dewa malam mana yang kau bicarakan?.”Aku menarik  lengan bajunya, “Bagaimana dengan Dewa Api?  Kau bilang aku sudah tidur selama setengah tahun, kenapa Dewa Api tak datang dan menemuiku?.”

“Dewa Api…?.” Dia terlihat bingung dan tidak menjawab. Setelah aku menarik lengannya dan mengulangi pertanyaanku tiga sampai empat kali, dia hati-hati menjawab,”Dewa api...tidakkah dewa api telah musnah menjadi abu setengah tahun lalu?”

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu seperti meledak dikepalaku

Wajahnya, Senyumnya,Tangannya…

Belati es…

Punggungnya…

Inti kekuatanya…

Darah…

Ya! Dia mati! Aku sendiri yang telah menancapkan pisau belati kedalam dadanya! Aku sendiri yang membunuhnya! Aku melihatnya sendiri saat jiwanya terbakar!

Aku menggenggan tanganku dan merasakan luka tusukan didadaku. Aku berusaha menggeser badanku ke tepi tempat tidur, Ini sangat menyakitkan aku tak bisa meluruskan tubuhku, rasanya seperti jantungku, paru-paru, samuanya serasa digali hidup-hidup dari dalam tubuhku dan kemudian darah terciprat dimana-mana. Aku memelintir lenganku,memelintir dengan paksa, penasaran kenapa yang dipotong bukanlah tanganku?

“Dewi agung! Dewi agung! Kenapa? Tolong jangan melukai dirimu sendiri!.”

Aku merasakan sakit yang amat sangat sehingga rasanya sampai ke urat-urat. 

Aku menatap padanya dengan kosong dan penuh rasa takut, “Cepat! Jantungku telah hilang! Aku sudah kehilangan jantungku! Bantu aku menemukannya! Cepat! pasti ada di suatu tempat di rumah ini! Kamu harus menemukannya! ini sangat menyakitkan, sangat menyakitkan aku bisa mati! Aku menggenggam dadaku yang terasa kosong.

Wajah pelayan wanita nampak ketakutan dan dia berkata,”Baik, saya akan membantu anda menemukannya, saya akan membantu anda menemukannya…”Dia mencari ke sekeliling tempat tidur,”Disini tak ada apa-apa…Dewi aku tak bisa menemukan apapun…”

“Jika tak ada di tempat tidur, cari ke bawah! Cari keluar ruangan! Pasti ada di suatu tempat!” Aku mulai menangis. Rasa sakitnya tak berkurang sedikitpun.

“Apa yang kau cari?” Seseorang memasuki kamar, sosok pria tinggi dengan jubah emasnya.

Phoenix?

Aku mengerjapkan mataku yang sudah penuh dengan air mata. Setiap orang terdiam.

Mencari jantung…Kaisar…Dewi agung ingin aku membantunya untuk menemukan jantung…Dia berkata jantungnya telah hilang…”Pelayan wanita itu menggumam seakan-akan jiwanya sudah hilang.

“Jin Er, ada masalah apa?”

Gambaran seindah surga tiba-tiba sirna dalam sekejap. Phoenix tak pernah sekalipun memanggilku Jin Er…dadaku serasa ditikam lagi dengan pisau, darah dan daging bercampur menjadi satu…tanganku gemetaran, tenggorokanku serasa retak.

“Sangat pahit, sangat menyakitkan! Apakah aku sedang sekarat?.”Aku menatapnya dengan putus asa.


Dewa Malam menggenggam tanganku dan menempatkannya di lengannya. Dia merangkulku dan perlahan berkata,”Tidak, tak akan, Aku disini, Kenapa Jin Er harus mati?Apalagi kita akan bersama selama ratusan ribuan tahun, bahkan itu belum cukup. Kaau hanya tertidur terlalu lama dan tubuhmu belum terbiasa.”

Aku meronta, “Jangan sentuh aku! Aku merasa sakit!”

“Bagian mana yang sakit?” Ia menatapku dengan lembut,”Aku akan memberikanmu energi untuk mengurangi rasa sakit.”

Aku menekan dadaku dan hanya merasakan luka menyebar dari dada ke seluruh anggota badanku, seperti ditusuk-tusukk jarum. Aku tak bisa mengatakan dimana sakitnya, rasanya seperti sakit di sekujur tubuhku. Aku menekuk tubuhku, air mata tak mau berhenti menetes, “Aku tak tahu, aku tak tahu dimana yang sakit…ini sangat pahit, mulutku benar-benar terasa pahit, selamatkan aku…”

Ia tersenyum, “Jika kamu memakan manisan, kamu tak akan merasakan pahit lagi.” Dia memunculkan manisan es dari tangannya dan menyuapkannya kedalam mulutku.

Manisan itu lumer di lidahku, tetapi aku malah merasakan tenggorokanku menjadi semakin pahit, Sangat pahit sampai-sampai aku memuntahkannya keluar. Aku melihat mulutku sudah dipenuhi dengan darah merah.


Ia menatap  manisan yang sudah tertutupi darah. Ia lalu menggunakan jari-jarinya untuk mentransfer energi melalui punggungku, “Jangan khawatir, Jin Er, segalanya akan baik-baik saja”


Aku terus terisak hingga tenggorokanku terasa kering dan tak mampu bersuara. Butiran air mata terus menetes melewati pipiku, seakan tak bisa berhenti. Aku tak tahu mengapa aku seperti ini..seperti seseorang melemparkan sihir padaku, Aku menggenggam tangan malam,”Aku pasti sudah terkena mantra guna-guna dari dunia manusia. Dapatkah kamu menolongku?”

“Ya, aku akan membantumu, Jin Er, jangan takut, aku disini” Malam mencampur tablet penyembuh dengan air madu untukku dan perlahan membiarkan perasaan takutku mereda. Aku perlahan merasa semakin lelah dan perlahan jatuh tertidur, tetapi bahkan didalam mimpi aku masih merasakan bayangan rasa sakit.
… 

Aku tak tahu sudah berapa lama aku tertidur, berapa hari, berapa malam...

Ketika akhirnya aku terbangun, sudah musim semi. Cahaya musim semi menerobos melalui jendela dan aku dapat mendengar burung bernyanyi di halaman. Seseorang membelakangiku sambil memainkan qin, Aku mendengar suara angin dan air sungai mengalir.

Sambil bertelanjang kaki, aku berjalan keluar dan melewati sosok yang memainkan qin.

“Jin Er, kau akhirnya terbangun, Tolong jangan tidur seperti itu lagi, aku takut sebelum aku memiliki kesempatan untuk menikahimu, untuk mencintaimu, kamu akan terus tertidur hingga dunia ini semakin menua.”

Aku tak berani untuk membalikan wajahku melihat pada alat musik qin itu…

sesungguhnya, aku tidak berani melihat qin karena pernah ada seseorang dengan sosok tinggi dan penuh kebanggaan memainkan qin untukku. Pada akhirnya, qin itu , patah; orang itu, pergi.

Aku menyentuh pipiku, rasanya sangat kering. Bahkan seakan-akan air mata sudah berubah arah.

Ia merangkul pinggangku dari belakang, ia menempatkan dagunya perlahan ke bahuku, “Jin Er, lihat-bunga-bunga sudah bermekaran. Kapan seharusnya kita menikah? Bagaimana dengan musim semi ini?”

Aku perlahan menjauh dan tak memberikan jawaban apapun.

Ya! Jendela sudah terbuka, bunga-bunga sudah bersemi lagi, tetapi mengapa aku tak bisa melihatmu??


Cara Membuat Tahu Bakso Enak dan Simpel




Udah lama gak eksperimen di dapur for the first time aku mencoba membuat salah satu camilan kesukaan apalagi kalau bukan TAHU BAKSO, untuk membuatnya cukup mudah kok,kali ini berbekel resep dari akun Youtube The Hasan Video . disini untuk menggiling daging dn bahan-bahan lainnya  disini aku menggunakan Food Processor dari philips yaa. gimana sih caranya oke checkidot!

Ini bahan-bahan yang di butuhkan

·         30 Biji Tahu Pong

·         Bahan pembuat Bakso :

200 gram Tepung Tapioka

500 gram Daging Ayam/Sapi

150 ml Air es

1 Butir telur

1 sdm Garam halus

1 sdm Penyedap rasa

1 sdm Lada bubuk

1 sdm Baking powder

1 sdm Bawang putih Goreng

1 sdm Bawang merah goreng

3 siung Bawang Merah

3 Siung Bawang Putih

1 Tangkai daun bawang

bahan-bahan membuat bakso
tahu pong
alat untung menggiling daging dan bumbu

Cara membuat

Maukkan Daging ayam/sapi yang telah di potong kecil kecil ke dalam food processor, di sini mimin menggunakan daging ayam ya guys, masukkn juga semua bahan bahan pembuat bakso kedalam food processor, giling sampai halus dan semua bumbu tercampur merata.

tekstur adonan setelah digiling

Setelah bahan tergiling dengan halus dan merata masukkan adonan ke dalam tahu pong.

Kukus tahu yang telah diisi adonan selama kurang lebih 30 menit





Dan Jadilah Bakso tahu yang kenyal dan super lezat, oya setelah selesai dikukus tahu bakso ini bisa langsung dinikmati loh, atau kalian bisa juga menggorengnya dengan dibaluri telur maupun Tepung, Sangat mudah bukan? Selamat Mencoba ya  ....

Tentang Novel When The Day Comes

 

Title        : When The Day Comes

Author    : youridewww

Status    : Ongoing

Link        : click here (Dreame)

Shi Hui adalah sosok wartawan yang ceria, berani dan sangat totalitas dalam  pekerjaanya. Sikap luarnya benar-benar dengan apik menutupi segala kepedihan yang ia alami sepanjang hidupnya. Selama dua puluh enam tahun ini rasanya ia terus berjalan sendirian dilorong-lorong gelap, satu persatu kehilangan orang-orang yang ia sayangi.

Cinta? Ia tak pernah mengenalnya, sebelum akhirnya takdir mempertemukannya dengan Li Shuai seorang polisi yang sering dijuluki “Polisi Iblis” oleh para wartawan. Melalui pria itulah ia mengenal cinta, pria itu jugalah yang perlahan mampu menyembuhkan luka-luka di hatinya.

Namun Sekali lagi ia harus terhempas saat mengetahui bahwa Li Shuai ada kaitannya dengan kematian sahabatnya An Na dua tahun yang lalu. Membuatnya meragukan pria yang di cintainya itu, terjebak diantara cinta dan benci.

 

Berbeda dari Huanran yang mengambil setting era kekaisaran, Novel Ongoing kedua ini mengambil setting modern di kota Beijing, Novel ini memiliki perpaduan genre Romance, Crime-Investigation,  Revenge.. kalian bisa membaca ceritanya di aplikasi Dreame ya, selamat membaca,Hope you will enjoy it!


[Translate Lirik] Lee Juck (이적) – Don’t Worry (걱정말아요 그대)- Hangul/Romanization/Translation/Bahasa




그대여 아무 걱정 하지 말아요

geudaeyeo amu geokjeong haji marayo

My dear, don’t worry about anything

Sayangku, jangan khawatir tentang apapun

 

우리 함께 노래 합시다

uri hamkke norae hapsida

Let’s sing together

Ayo menyanyi bersama

 

그대 아픈 기억들 모두 그대여

geudae apeun gieokdeul modu geudaeyeo

Bury all the painful memories

Mengubur semua kenangan menyakitkan

 

그대 가슴에 깊이 묻어 버리고

geudae gaseume gipi mudeo beorigo

Deep inside your heart

Jauh didalam hatimu

 

지나간 것은 지나간 대로

jinagan geoseun jinagan daero

All things past is in the past

Semua hal di masa lalu

 

그런 의미가 있죠

geureon uimiga issjyo

They all have a meaning

Semuanya memiliki makna

 

떠난 이에게 노래 하세요

tteonan iege norae haseyo

Sing to the one who left

Menyanyi tuk yang telah pergi

 

후회없이 사랑했노라 말해요

huhoeeopsi saranghaessnora malhaeyo

Say that you loved without regrets

Katakan bahwa kau mencintainya tanpa penyesalan

  

그대는 너무 힘든 일이 많았죠

geudaeneun neomu himdeun iri manhassjyo

You went through so many difficult things

Kau telah melalui banyak hal sulit

 

새로움 잃어 버렸죠

saeroumeul ilheo beoryeossjyo

You lost that newness

Kau kehilangan hal baru

 

그대 슬픈 얘기들 모두 그대여

geudae seulpeun yaegideul modu geudaeyeo

All of the hardships

Semua penderitaan

 

그대 탓으로 훌훌 털어 버리고

geudae taseuro hulhul teoreo beorigo

Brush them all off

Singkirkan semuanya

 

지나간 것은 지나간 대로

jinagan geoseun jinagan daero

All things past is in the past

Semua yang berlalu adalah masa lalu

 

그런 의미가 있죠

geureon uimiga issjyo

They all have a meaning

Semuanya memiliki makna

 

우리 함께 노래 합시다

uri da hamkke norae hapsida

Let’s all sing together

Ayo menyanyi bersama

 

후회없이 꿈을 꾸었다 말해요

huhoeeopsi kkumeul kkueossda malhaeyo

Say that you dreamed without regrets

Katakan bahwa kau bermimpi tanpa penyesalan

 

지나간 것은 지나간 대로

jinagan geoseun jinagan daero

All things past is in the past

Semua yang berlalu adalah masa lalu

 

그런 의미가 있죠

geureon uimiga issjyo

They all have a meaning

Semuanya memiliki makna


우리 함께 노래 합시다

uri da hamkke norae hapsida

Let’s all sing together

Ayo menyanyi bersama

 

후회없이 꿈을 꾸었다 말해요

huhoeeopsi kkumeul kkueossda malhaeyo

Say that you dreamed without regrets

Katakan bahwa kau bermimpi tanpa penyesalan

 

새로운 꿈을 꾸겠다 말해요

saeroun kkumeul kkugessda malhaeyo

Say that you will dream a new dream

Katakan bahwa kau akan memimpikan impian baru

 



 

 

29/04/21

[TRANSLATION] Novel Silent Separation (Gu Man)- Chapter 1.1






Title : Silent Separation

Writer : Gu Man

English Translation : Peanuts

Novel Silent separation ini adalah novel yang diadaptasi menjadi salah satu drama favoritku "My Sunshine" udah berkali-kali nonton drama ini gak pernah ada bosennya, then aku baca novelnya memang keren banget, semoga kalo ada waktu bisa kulanjutkan ke chapter selanjutnya ya. Selamat Membaca!!!!

 

Pada akhirnya, aku mengerti bagaimana caranya untuk mencintai. Sayangnya, kau telah lama pergi dan menghilang di antara lautan manusia.

….

Melihat pria itu lagi, setelaah tujuh tahun lamanya, di antara keramaian supermarket yang dipenuhi dengan manusia yang sibuk berbelanja.

Zhao Mo Sheng mendorong kereta belanjanya sendiri dan bersusah payah mencari arah diantara keramaian. Ia baru saja kembali dari luar negeri, jadi ia belum benar-benar terbiasa dengan keramaian yang ada. Bagaimanapun suasana yang dipenuhi semangat dan lingkungan yang familiar dengan masa lalu membuatnya tanpa sadar tersenyum, apalagi mendengarkan betapa berisiknya orang-orang berbicara dengan aksen lokal. Ia tak tahu aakah orang orang yang baru saja kembali dari luar negeri juga merasakan hal yang sama dengan dirinya? Excited, namun juga gugup.

Tujuh tahun! Waktu yang sangat lama!

Bagaimanapun..bagaimana mungkin ia baru saja kembali dari luar negeri dan langsung bertemu dengannya? Tidak.lebih tepatnya. Mereka

Mo Sheng diam-diam melihat pada sepasang manusia yang berdiri di depan stand sayuran, sekali lagi perasaan yang rumit tentang yang dinamakan  takdir.Tujuh tahun lalu, merekalah yang membuatnya memutuskan untuk pergi.

Sekarang mereka ada disini berbelanja bersama, sudah pasti kalau mereka telah bersama! Untungnya, dia berhasil menghindar dengan cepat, kalu tidak ia mungkin akan terluka lebih dalam lagi.

He Yi Chin dan He Yi Mei, ia menyalahkan kebodohannya sendiri, mengapa dulu ia sangat yakun bahwa dengan memiliki nama depan yang sama sudah pastilah mereka kakak beradik ah?

“Kami jelas bukan kakak beradik, Sebelumnya, keluarga kami adalah tetangga dekat, kami memiliki nama depan yang sama, He, jadi orang tua kami memilih nama yang mirip untuk kami. Tak lama, ayah dan Ibu Yi Chen mengalami kecelakaan sehingga keluargaku mengadopsi Yi Chen.”

“Kau pikir kau dapat bersaing dan memenangkan dua dekade kasih sayang diantara Yi Chen dan aku?”

“Hari ini, aku ingin mengatakan padamu, Aku mencintai Yi Chen. Aku tak ingin mencintainya dengan diam-diam. Aku ingin bersaing secara terbuka denganmu.”

Tahun itu..ketika ia berusia sembilan belas tahun, sehari sebelum ulang tahun Mo Sheng, teman baiknya He Yi Mei, yang biasanya selalu diam dan introvert, tiba-tiba dengan berani membuat deklarasi di depannya. Yi Mei gadis yang selalu lembut dan tenang mengatakan sesuatu seperti itu, ia pasti sungguh-sungguh mencintai Yi Chen.

Namun apa yang bisa ia gunakan untuk bersaing dengan Yi Mei? Di hari yang sama dengan deklarasi itu, ia sudah lebih dulu kalah. Akhirnya, ia pergi ke Amerika selama tujuh tahun.

He Yi Chen tanpa terduga Zhao Mo Sheng kembali teringat mata yang sedingin es dan kata-kata tak berperasaan dihari itu.Hanya  sedikit sisa rasa sakit yang menghujam hatinya, samar-samar masih dapat dirasakan, namun sudah pasti rasa sakit itu masih ada disana.

Mereka berjalan mendekat kearahnya. Jari-jari Mo Sheng  yang menggenggam erat pegangan trolli mulai berubah pucat, ia ingin segera berbalik. Namun sayangnya, supermarket hari itu sangat ramai, jadi ia yang berjalan sambil mendorong trolli  sangat sulit untuk berbalik arah.Beberapa saat  kemudian ia berpikir mengapa ia harus lari? Ia seharusnya bersikap tetap tenang dan berkata: “Hai, lama tak bertemu” kemudian mendorong maju trollinya dengan elegan dan sealami mungkin, meninggalkan silluet yang indah.

Apalagi, mereka mungkin saja tak lagi mengenalinya. Ia sudah banyak berubah, rambut panjang terurai di tahun-tahun itu sudah menjadi lebih pendek dan rapi sekarang, dan kulitnya yang dulu putih kini sudah lebih kecoklatan dibawah sinar matahari California. Memakai kaos longgar, jeans dan sepatu sports, Ia benar-benar terlihat sangat berbeda dari masa lalu.

Mereka perlahan melangkah dan semakin mendekat, kemudian…melewatinya begitu saja.

Tanpa rasa sakit

Kemudian terdengar seseorang berbicara.

“Apakah kau ingin membeli beberapa susu?” Yimei Berkata denga suara lembut.

“….”

Mo Sheng tak mendengar jawabannya dengan dengan jelas. Ia benar-benar merindukan suara Yi Chen yang dalam dan pelan.Bertahun-tahun di negara asing, Ia masih sering mendengar suara itu di manapun, menggema di telinganya.

Merasakan kehilangan sekaligus lega, Mo Sheng mengangkat kepalanya yang tertunduk dan berjalan kedepan.

Bang! 

Suara trolli belanja menabrak tumpukan sabun diskon yang ditumpuk membentuk seperti bukit di atas lantai, si tersangka-Zhao Mo Sheng dengan polosnya melihat rutusan biji sabun jatuh ke lantai, sebuah pemandangan yang luar biasa.

Uh, dapatkah ia berpura-pura tidakmelakukan apapun?

“Ya Tuhan!Ini sudah yang ketiga kalinya dihari ini.” Orang yang bertugas memeriksa stok di supermarket tiba-tiba muncul entah dari mana, sambil menggerutu.

Seharusnya, ia tak disalahkan akan hal ini, lagipula mengapa mereka meletakkan barang-barang ditengah jalan. Mo Sheng diam diam protes didalam hati sembari berusaha keras untuk terlihat sangat menyesal.

Keramaian ini menarik perhatian orang-orang disekeliling mereka termasuk He Yi Mi. Ia dengan segera menoleh ke sumber keramaian, kemudian tercengang---Itu dia! Yi Mei hampir-hampir tak mempercayai matanya. Dia telah kembali?

“Yi Mei?” He Yi chen bingung melihat ekspresi Yi mei, bertanya sambil melihat kearah yang ditatap Yi Mei.

Tubuh tinggi dan gagah itu sesaat membeku.

Zhao Mo Sheng!

Wanita yang nampak dengan polosnya menundukan kepalanya seperti seorang anak yang bersalah itu benar-benar Zhao Mo Sheng! Wajahnya seratus persen terlihat merasa beralah, tetapi matanya, tanpa ragu mencerminkan ekspresi senyum nakal. Berada dari jarak jauh, faktanya,ia tak benar-benar dapat melihat wajahnya, tetapi Yi Chen tahu pasti itu adalah dia. He Yi Chen paham betul, gadis itu selalu seperti itu, sebuah kebiasaan mengganggu kolam tenang dimusim semi kemudian pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab, Liar,egois, dan memuakkan.

Tepat sudah tujuh tahun….ia masih iangat jalan pulang kerumah.

He Yi Chen mengalihkan pandangannya.”Yi Mei, ayo pergi.”

He Yi Mei sangat terkejut melihat betapa tenangnya Yi Chen.”Tidakkah kau ingin mengatakan hello? mungkin…”

“Dia sudah bukan bagian hidupku sejak lama.”Nada bicaranya terdengar kosong ,seakan itu memang bukan apa-apa untuknya.”

Yi Mei melihat ekspresi itu hati-hati namun tak bisa menemukan sedikitpun petunjuk. Akhirnya, ia tak punya pilihan selain menghela napas.”Ayo!”

Ketika Yi Mei melirik untuk terakhir kalinya ke arah Zhao Mo Sheng, kebetulan gadis itu juga sedang menoleh kearahnya, mata mereka saling bertatapan. Mo Sheng terlihat tertegun untuk sesaat, kemudian senyum samar terulas dari wajahnya, ia menyapa Yi Mei dengan menganggukkan kepalanya.

Yi Mei buru-buur berbalik dan memanggil:”Yi Chen…”

“Ya?”

“Dia….” Yi Mei sedikit terkejut, ketika ia menoleh sekali lagi Mo Sheng sudah tak ada lagi diantara keramaian tersebut.

“Apa?”

Tidak, tak ada apa-apa.”Yi Me menunduk. Tapi…Moseheng jelas-jelas melihatnnya, lalu kenapa ia pergi begitu saja?Sementara Yichen juga jelas-jelas melihatnya juga…

….

Mo Sheng tak pernah menduga akan kembali ke tempat ini

Selama interview, kepala editor bertanya: Nona Zhao, mengapa kau memilih untuk bekerja di kota ini?”

Tiba-tiba Mo Sheng tak tahu bagaimana harus menjawab. Mengapa? Karena ia belajar lebih dari setahun di salah satu universitas di kota ini?Karena ia ingin bertemu pria itu?Karena ia pernah mengalami kesulitan disini?

Pada awalnya, ia juga tak mengerti. Sebelum kembali, tempat yang terpikirkan olehnya memang hanya tempat ini. Sampai  saat ia bertemu kembali dengan pria itu, ia baru menyadari bahwa alasannya datang adalah untuk melihatnya. Meskipun ia sudah bukan milliknya lagi, namun ia hanya ingin melihatnya.

Hanya untuk melihatnya

“Mungkin karena aku tak bisa pulang ke rumah.” Mo Sheng berkata. Kepala editor menatapnya dengan bingung untuk beberapa saat sebelum akhirnya menerimanya sebagai fotografer untuk sebuah majalah wanita.

Bagaimanapun, kepala editor memperhatikan pengalaman kerja gadis ini di perusahaan penerbit di luar negeri membuatnya penasaran.

“Itu hanya penerbit majalah kecil.”Kata Mo Sheng kepada kepala editor.

“Hey! Ah Sheng.”Kepala editor wanita yang nampak berusia empat puluhan itu memanggil namanya dengan halus.”Apakah kau menguji pengetahuanku?Sampai-ampai aku bahkan tahu tentang perusahaan penerbit kecil di Amerika.”

Mo Sheng mulai tertawa, dan rasa cemasnya seketika menghilang.

Kepala Editor berkata dengan tegas: “Ah Sheng, aku tahu kesulitan yang harus dihadapi fotografer China untuk bekerja di Amerika, kau pasti lebih baik dari mereka. Mereka selalu berpikir bahwa kita Chinese tak memiliki bakat artistik.”

Setelah interview itu Mo Sheng pergi ke supermarket untuk berbelanja, kali ini ia tak berpapasan dengan dua orang itu lagi. Sampai tiba-tiba petugas keamanan supermarket menghentikan langkahnya.

“Nona, maukah kau ikut denganku sebentar ke ruang security?”

Mo Sheng terlihat tidak tenang dan merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres. Di majalah terlalu banyak kejadian dimana petugas keamanan di supermarket memaksa melakukan  penggeledahan badan paksa dan bahkan menggunakan kekerasan.

Mo Sheng menatapnya dengan tajam sebelum akhirnya si penjaga berkata:”Nona, aku tak punya maksud apa-apa. Aku hanya ingin bertanya apakah kau kehilangan sesuatu disini sebulan lalu?”

Memang benar Ia baru saja kembali kenegara ini sebulan yang lalu, mungkin saja ia memang kehilangan sesuatu tapi tak menyadarinya?Dengan penasaran, iamengikuti kedalam ruangan security. Si petugas keamanan menyerahkan sebuah dompet hitam kepadanya.

Mo Sheng tak perlu membuka dompet itu untuk menlihat apakah itu miliknya jadi ia dengan segera menggeleng  dan tersenyum ”Kau salah, ini bukan milikku.”

Si security itu nampaknya cukup eras kepala ”Kau buka dan lihatlah dulu.”

Mo Sheng mengambil dompet tersebut dan membukanya.kemudian, ia melihat foto dirinya.

Si petugas keamanan berkata dengan rasa puas,”Nona, ini fotomu bukan? Meskipun sedikit sedikit berbeda bila dibandingkan kau sekarang aku masih bisa mengenalinya begitu melihatmu.”

Perbedaanya sungguh besar karena foto itu diambil ketika ia baru saja masuk bangku kuliah, rambutnya masih banjang, diikat kuncir ponytail, dan senyumnya terlihat seperti orag bodoh.

Bagaimana mungkn foto itu muncul di dompet tak dikenal?

Mo Sheng memberikan dompet itu kembali kepada petugas security.”Ini benar-benar bukan milikku.”

Si security itu masih keras kepala,”bukankah kau wanita yang ada di dalam foto?”

“Ya itu aku, tetapi dompet ini bukan milikku. ”Pastilah ini milik seseorang yang mengenalmu nona. Mungkin pemilik dompet ini punya perasaan terhadapmu…”

Hey, siapa bilang kalau orang china tak punya imajinasi?

“Tapi….”

“Kau ambilah dompet ini, apalagi sudah sebulan tak ada yang datang dan mencari dompet ini. Ini akan di sita apabila diserahkan ke atasan,jadi lebih baik kau menyimpannya. Pasti ada hubungan antara kau dengan pemilik dompet. Ah! mungkin aku malah berkontribusi dalam awal perjodohan….”Dengan pikiran seperti itu pastilah security ini kebanyakan menonton drama.

Sebulan yang lalu adalah waktu dimana ia berpapasan dengan He Yi Chen dan He Yi Mei ditempat ini. Mungkinkah ia kehilangan dompet ini? Dengan spekulasi lucu ini akhirnya Mo Sheng membawa dompet itu pulang.

Malam hari setelah mandi ia dengan perlahan membuka dompet tersebut. Dengan desain yang sederhana, merk mewah, dan sedikit uang cash, sangat sulit mengetahui pemilik dompet hanya dari situ.

Mo Sheng dengan hati-hati mengeluarkan foto itu. Ada sedikit tanda cap jadi sudah pasti itu diambil dari sebuah dokumen. Ketika dia membalik foto itu, ia tiba-tiba terkejut dengan kata-kata dibelakang foto! Ia tak akan pernah lupa tulisan tangan yang elegan dan tajam itu.

Itu adalah tulisan tangan Yi Chen, ditulis dengan pulpen tinta hitam----

My Sunshine