Heavy Sweetness Ash Like-Frost, drama
yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Dian Xian ini benar-benar
mencuri perhatianku. Belum cukup dengan dramanya aku pun lanjut untuk
menjelajahi novelnya, dan untungnya ada menemukan blog yang menterjemahkan novel berbahasa mandarin itu kedalam bahasa
inggris. Aku belum membaca novelnya secara keseluruhan dan membaca dengan skipping
karena penasaran dengan klimaks cerita (chapter dimana Jin Mi membunuh Xu Feng).
Ada beberapa perbedaan-perbedaan antara drama dengan novel aslinya tetapi
secara garis besar plotnya sama kok, dan bagian yang paling menarik perhatianku
adalah bagain di Chapter 20, entah kenapa aku merasa untuk part ini (Jin Mi
bangun dari koma ) feel nya benar-benar terasa sekali, rasa campur aduk yang
dirasakan Jin Mi benar-benar diceritakan dengan sangat apik oleh sang penulis. It
feel So Hurt…
Sepotong terjemahan ini aku terjemahkan dari
onesecondspring, jika kalian ingin membaca lengkap novelnya dalam bahasa
inggris kalian bisa berkunjung kesana
And…this is that part, Happy Reading 😛
Part akhir CHAPTER 19 : Benang-Benang Emosi yang Dalam dan Misterius
Dalam Sekejap, Aku menikam bagian
tengah punggungnya.
Ayah, aku pernah berkata aku akan
membalaskanmu, tetapi aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Hari ini,
sekarang, aku sendiri yang akan membunuh orang yang telah membunuhmu, Apakah
aku sudah memenuhi kewajibanku sebagai putrimu?
Aku tidak ragu-ragu dan menggunakan
seluruh kekuatanku untuk menusukkan belati itu kearah punggung yang tak
terlindungi itu.
Aku melihat belati itu masuk tanpa
halangan apapun… Aku melihatnya sendiri, dan mendorongnya masuk semakin jauh ke
arah dadanya…
Dari belati itu, tetesan darah
perlahan muncul ke permukaan, melalui tetesan darah itu, sebuah bunga kecil mekar, merah terang.
Seisi ruangan terdiam, sangat sunyi
sampai-sampai aku dapat mendengar suara bunga mekar.
Dia bersandar lemah di didadaku dan
perlahan berbalik, kami sangat dekat hingga aku tak bisa melihat wajahnya
dengan jelas, hanya pupil hitam yang penuh dengan rasa terkejut dari matanya ,
Aku dapat melihat seluruh wajahku dari tatapan matanya, melihat dengan jelas
pada penghianatanku.
Dia bertanya, “mengapa…?”
Aku menjawab, “kamu tahu.”
Ia bertanya, “ Apakah kau pernah
mencintaiku…?”
Aku berkata, “Tidak! tak akan pernah.”
Aku merasa bingung, “Cinta…apa itu?”
Kemuadian, ia tak berkata-kata lagi.
Aku tak pernah mengerti apa itu cinta,
hanya membaca melalui buku-buku tebal dan mencoba memahami emosi dan tindakan
yang digambarkan dalam buku itu. Aku belajar bagaimana untuk membuat wajahku
memerah, aku belajar bagaimana untuk bersikap seperti gadis yang sedang malu-malu.
Siapa yang akan menjelaskan padaku
apakah aku telah mempelajarinya dengan baik..?
Darah hangatnya menutupi kedua
tanganku dan meresap kedalam gaun pengantinku. Darah merah membasahi gaun
pengantinku dan memunculkan bunga-bunga yang kemudian berubah menjadi
kelopak-kelopak berwarna hitam.
Mata phonixnya tertutup, seperti
seorang anak yang sedang tertidur lelap. Aku perlahan melihatnya berubah menjadi
cahaya, memudar, dan kemudian menghilang seperti abu yang disapu oleh angin…akhirnya
ia berubah menjadi nyala api, Dalam sekejap segalanya disekitarnya rusak oleh
api itu. Tetapi aku, membawa Bulu Phonix Agung, tak terluka sedikitpun….
…
…
…
Sebuah energi yang sangat kuat seakan
masuk kedalam jantungku, aku terjatuh ke lantai, memuntahkan darah hitam.
Sebuah mutiara menggelinding diantara darah itu lalu kemudian menghilang .
-----------------------------------------------------------------------------------------
See also :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar