19/10/23

Ghajini, Old but Gold Bollywood Movie (Review)




Last night I just finished rewatch one of the My Favorite Bollywood movie played by Aamir Khan entitled Ghajini. This 15-year-old film can still make me hypnotized like I used to when I first watched it on TV during my high school.

So what this movie about? let’s check it out

(btw this is my very-first english review, so Please understand if you find a lot of grammatical errors, still i hope you will enjoy my review)

Sanjay Singhania is the CEO of the Big Company, Air Voice. Young, handsome, smart, energetic and has everything ,  although he was well-known but people don't know how Sanjay Singhania's figure and face was, he doesn't like being exposed to the media.

One day his company intends to build a building in a certain location, however there is one person who does’nt want to sold her land to the company. Stuck in negotiation,  Finally Sanjay told his subordinates to meet the landowner who was our female lead in this film, Kalpana. 

Kalpana is an advertising star who works for a small advertising company. The arrival of people from AirForce who represented by Sanjay Singhania to Kalpana’s  small company really made big scene there,  they could not understand what made people from companies as large as Air Voice come to that place. After they vaguely eavesdropped on the debate between Kalpana and his guests, her co-workers including the Boss concluded that it was a romance matter between Kalpana and CEO of Air Voice. 

After ‘The Guest’ go, they trying to get confirmation from Kalpana regarding her relationship with big boss, actually at that time Kalpana was thinking that ‘The Guest’ was only an usual employee of Air Force, but she still let that misleading continue, after all no one knowing real face of Air Voice’s CEO face. So, Kalpana agreed and even added imaginary stories about their love story, about how they met to how the love continued to beg for her love but continued to be rejected by Kalpana hohoho. Everyone believes, since then Kalpana has become famous, his career has risen to various magazines until television stations started to reporting that news. 

"Actually, we met at Delhi Airport, I don't know if he was Sanjay Singhania. At the airport lobby he kept looking at me. When he was boarded, he sat beside me.”

"Hi, I'm Sanjay Singhania.”

“and I only answered HAI.“

“That's when I knew he was Sanjay. From Delhi to Bombay he keeps talking, I just listen. Then suddenly he said, I love you, will you marry me". 

“I said ‘Are you crazy?’ I said NO. He said "Please". 

“I said NO. And he said pleaseeeeee, he kept begging. Then I say "OK" How can I refuse if he keeps begging like that. That's more or less the story.



Kalpana keeps repeated this imaginary story of hers every time someone is asked about her love story with Sanjay. Eventually the news became more crowded and reached Sanjay SSinghania's ears, he was very angry and intended toconfront the girl, asking for explanation directly from her.

Arriving there, Kalpana even thought that Sanjay was a job seeker who wanted to take part in the casting, and instead he had to listen to the girl's babbling about her love story. Sanjay can only be speechless and finally he lost his initial purpose to coming there, instead he introduces himself as Sachin, the ordinary young man.

Starting from there they began to become close each other, Sanjay disguised as Sachin quickly fell in love with the girl, her kindness and concern for others made him fall in love. 

One day Kalpana’s company held a dinner party, proudly they were invited Sanjay Singhania as the special guest.  Kalpana telling Sachin to keep ‘pretend’ to be Sanjay Singhania at the Kalpana company party, however she thinking that no one knowing actual face of Sanjay Singhania so she was sure that her lie not gonna exposed.

and that lie becoming a great success *of course!* 

After some time Sachin who already fall in love with that girl  finally expressed his feelings to Kalpana. Kalpana accepts his love. He still not say about his actual identity to kalpana, still looking for best time to tells.




One day Sanjay would go to London for some business, to Kalpana he said that he would return to the village of his hometown because his mother was seriously ill, he intended to sell his land in the village for the treatment of his mother. Kalpana who wanted to help Sanjay unexpectedly sell her beloved car that had just been bought and innocently gave the money to Sachin, to help Sachin buy medication for his mom.

Sanjay flew to London with his private jet,  holding a bundle of money from Kalpana, He actually saw the girl's sincerity, he determined himself that after his return from London he would reveal his true identity to kalpana




…………….




But a tragedy happened, making them have to separate forever. Turning Sanjay into a very different figure full of anger and revenge. Men with memories that only last for 15 minutes

What happened?How does the revenge continue? Well I'll stop my spoiler here, watch for yourself and feel the sensation that will make your feelings mix and don't prepare a box of tissue

Happy Watching!


16/10/23

Sebuah Awal Petualangan - WHV




But someday we'll all be together once more

When all of the ships come back to the shore

I realise something I've always known

I still call Australia home

But no matter how far or wide I roam


Lagu ‘I still call Australia home’ terdengar syahdu dari headshet yang melekat rapat ditelingaku, lagu yang baru pertama kali kudengar ini menjadi teman perjalanan malam ini.

Pesawat Qantas yang  membawaku meninggalkan Indonesia terbang melaju melintasi awan, berkali-kali aku menoleh ke jendela meskipun yang terlihat hanyalah kegelapan malam, sudah hampir tiba, dari ketinggian entah beberapa ribu kaki terlihat lampu-lampu yang menerangi jalanan kota metropolitan terbesar di Benua Hijau, syukurlah penerbangan berjalan lancar, pesawat mendarat dengan mulus  di bandara Kingford Smith Sydney.

Keluar dari pesawat aku segera bergegas menuju ke bagian pengecekan imigrasi dari kejauhan sudah terlihat antrian rapi mengular, seperti info yang kudengar sebelumnya jam pagi seperti saat ini merupakan jam sibuk bandara . Pengecekan di bagian imigrasi sebenarnya tak terlalu lama mereka hanya mengecek paspor dan visa sambil sesekali menyocokkan dengan wajahku selama tak ada masalah dengan dokumen-dokumen kita seharusnya proses ini tak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Selanjutnya aku segera menuju ketempat pengambilan kopor, dari kejauhan terlihat koper biru langitku  berjalan tertib beriringan dengan koper-koper lain di sepanjang belt menunggu untuk diijemput oleh sang empunya, Koper seberat 30 kilogram sudah berada di tangan aku bergegas ke bagian terakhir yaitu bagian pengecekan kopor, perasaanku cukup dag dig dug di bagian ini, yah meskipun aku tak barang yang ilegal dan semuanya juga telah aku declare tapi tetap saja rasa was-was itu masih tetap ada, apalagi mendengar beberapa kisah teman-teman di grup yang sampai-sampai barangnya harus dibongkar ditempat bahkan ada yang sampai membayar denda dalam jumlah besar karena ketahuan membawa makanan yang dilarang. Apalagi covid-19 baru saja mereda jadi wajar saja kalau pengawasan menjadi jauh lebih ketat.

Setelah mengantri (lagi) akhirnya tibalah saat koperku untuk di periksa, lega sekali rasanya karena bagian ini dapat terlewati dengan sangat lancar, tak sampai setengah menit koperku sudah melewati pos pengecekan. Beruntungnya aku saat di bandara aku bertemu dengan sesama orang Indonesia yang juga akan pergi ke satu tujuan yang sama denganku, Tamworth. Jadi rasanya tak seperti anak hilang. Aku segera bergegas membeli nomor baru di bandara agar ponselku bisa segera aktif kembali., setelahnya kami bergegas menuju ke stasiun Sydney metro untuk menuju ke Central Station Sydney.


Sydney metro


Stasiun metro ini letaknya saling terhubung dengan bandara. Sydney Metro adalah mode transportasi umum yang banyak digunakan untuk menjangkau beberapa tempat di sekitar Sydney, bentuknya mirip dengan MRT di Jakarta hanya saja Sydney metro bentuknya bertingkat, Tiba di Central Satation aku segera melesat berlari ke arah loket  sambil menyeret koper yang lumayan berat, ya kereta jarak jauh yang kami tumpangi akan beberapa menit lagi namun tak disangka hari itu kereta menuju Tamworth sedang tak beroperasi karena satu hal, sehingga transportasi dialihkan dengan menggunakan bus. Kami datang diwaktu yang benar-benar mepet, bus terakhir yang menuju Tamworth hari itu sudah hampir berangkat, namun beruntungnya bapak sopir masih berbaik hati menunggu kami yang sudah terlihat berlari-lari dari kejauhan. Setelah naik keatas bus akhirnya aku bisa menarik napas lega, tadinya kami sudah membuat Plan B, juka tak mendapatkan transport ke Tamworth hari ini kami akan menginap di hostel untuk semalam, aku senang-senang saja bisa lebih lama di kota Sydney, tapi lagi-lagi aku berpikir harga sewa hostel disini pasti tidaklah murah apalagi untukku yang baru saja datang, menghemat pengeluaran adalah sebuah harga mati hohohoho. 

Bus melaju menyusur jalan-jalan Sydney, semakin lama bus semakin menjauh meninggalkan keramaian kota melewati kota-kota kecil yang dipenuhi dengan nuansa hijau dan langit yang sangat cerah, di kanan kiri jalan terlihat bukit dan rumput yang sangat luas ratusan sapi, domba berlarian berkejaran dengan bebas disepanjang rerumputan, Aku tak henti-hentinya 


Hei kamu sudah berada di Australia! Semuanya serasa seperti mimpi bukan?!


seruku pada diri sendiri, dari dalam hati tentunya :’


Perjalanan dari Sydney ke Tamworth membutuhkan waktu kurang lebih 7 jam, meskipun aku mencoba untuk tidak terlelap tapi pada akhirnya mataku menyerah juga, maklum semalam di pesawat aku benar-benar tak bisa tidur. Pemandangan sepanjang jalan yang yang sangat asri ini rasanya seperti menina bobokkanku, tau-tau kami sudah sudah lebih dari setengah perjalanan, bus berhenti di depan McDonald, sopir bus mengatakan bahwa kita akan berhenti untuk setengah jam, aku bergegas turun perutku juga rasanya sudah sangat keroncongan, sesampainya didalam mataku segera menyapu daftar menu beserta price listnya, aku menelan ludah mataku benar-benar belum terbiasa dengan harga-harga dollar Australia ini, seems very expensive untukku saat itu. Setelah menimbang-nimbang selama beberapa menit akhirnya pilihan jatuh pada burger Chicken & Cheese seharga kurang lebih 4$, yang cukup membuat kantong menangis hue hue). 

My very first meal 


Sebiji burger sudah sangat cukup untuk mengganjal perut, sebelum bus kembali melaju melanjutkan perjalanan ke kota Tamworth.


Tamworth I’m Coming!