30/10/19

Translate Novel Lang Ya Bang Chapter 163





CHAPTER 163 
Novel lang Ya Bang-Hai Yan;Eng translation : Tumblr chaikat ;Translate Indo by me


Karena Mei Changshu bersikeras, Jingyan mengijinkan Cai Quan untuk menunjukkan padanya dokumen mengenai kasus Menteri Fan. Mei Changshu mengamatinya, Shen Zhui dengan cepat mencari topik untuk berbincang dengan mereka berdua. Shen Zhui dan Cai Quan seperti memainkan peran Meng Zhi untuk melancarkan urusan antara Jingyan dan Mei Changshu. Shen Zhui menyebutkan bahwa ulang tahun kaisar sebentar lagi, jadi Jingyan harus memikirkan hadiah apa yang akan diberikan.

Jingyan terus menatap Mei Changshu daat ia berbicara dengan yang lain namun Mei Changshu benar-benar sedang fokus pada apa yang bacanya. Tiba-tiba Jingyan memperhatikan bahwa Mei Changshu tanpa sadar mengambil sepotong kue dan akan memakannya. Jingyan dengan segera menyergap dan memegang tangan Mei Changshu, dan melempar kue tersebut.

Setiap orang yang ada disana bertanya-tanya dan Jingyan berkata,”kue ini….sudah basi…”

Disana adalah istana timur, makanan yang ada disana pastiah baru, dan nampaknya akan lebih baik jika Jingyan tak menjelaskannya. Mei Changshu melihat kearah piring. Diantara kue-kue itu, ada satu yang terbuat dari kacang.

Mei Changshu perlahan menurunkan tatapannya dan wajahnya berubah pucat, namun selain itu wajahnya tak menunjukkan sedikit pun tanda-tanda pergolakan tentang apa yang ia rasakan. Ia hanya ingin mengetes Jingyan. Dan sekarang saat ia telah memiliki hasilnya, ia tak dapat menahan rasa sakit, dadanya terasa kaku dan dingin.

Xiao Jingyan masih mengenggam pergelangan tangan Mei Changshu. Pergelangan yang dulu kuat  namun sekarang sangat lemah dan sedikit bergetar. Ia merasa seperti sebuah batu ada di dalam perutnya. Melawan keinginannya sendiri, genggamanya semakin kuat, seakan ia mencoba untuk mentransfer seluruh energinya. Tapi terpisah dari itu, Xiao Jingyan tak bergerak seinci pun dan tak berkata-kata.

Itu karena orang yang duduk didepannya adalah sahabat baiknya, namun diwaktu yang sama, ia bukanlah sahabat yang Xiao Jingyan kenal. Lin Shu yang sangat rapuh bukan lagi Lin Shu yang mampu menahan pukulan dan dorongan, seakan ia dibuat dari besi.

Di momen penting ini, Xiao jingyan tak berani berbuat atau berkata apapun, dan hanya mampu menggenggam tangan itu dalam diam.

Setelah beberapa saat, Mei Changshu dengan perlahan melepaskan tangannya dari tangan Jingyan dan berdiri, berpegangan pada sandaran kursi. Bibirnya yang pucat terkatup rapat dan ia dengan lembut berkata “Aku masih memiliki urursan dirumah aku permisi dulu.”

“Xiao…”Xiao Jingyan membuka mulutnya namun tak berani untuk memanggilnya. Ia hanya dapat melihat Mei Changshu berbalik pergi, Mei Changshu perlahan berjalan mendekati pintu. Jingyan kemudian berdiri dan setelah beberapa saat ia berlari mengejar Mei Changshu.

Melihat mereka, Shen Zhui dan Cai Quan tak mengerti apa yang terjadi, Namun Xiao Jingyan sudah benar-banar lupa keberadaan mereka.

Mei Changshu berjalan secepat mungkin, namun ia baru pulih dari penyakit serius dan emosinya belum stabil. Kaki dan wajahnya terasa kaku. Baru saja ia melangkah keluar, lututnya terasa lemah dan ia harus bersandar pada pegangan tangga dan berhenti sejenak untuk mengambil napas.

Sesaat kemudian Mei Changshu merasakan tatapan seseorang Bahkan tanpa menoleh kebelakang, Mei Changshu dapat merasakan tatapan Xiao Jingyan padanya. Ia menggertakkan giginya dan mengumpulkan kekuatannya, tak  mau menunjukkan kelemahan apapun saat ini. Di masa lalu, mereka tumbuh bersama, balap kuda bersama, bertarung melawan satu sama lain, bersaing untuk menjadi juara saat perburuan musim gugur, bertempur bersama pada pertarungan sengit, memancing musuh  dan memimpin penyerangan . Sesekali, ketika dikepung oleh pasukan yang jumlahnya sepuluh kali lebih banyak jumlahnya dari pasukan mereka, mereka akan terus melawan balik dan melakukan pertempuran hingga titik darah terakhir bersama-sama. Lin Shu yang penuh dengan kepercayaan diri dan keras kepala tak pernah membayangkan bahwa satu hari, Xiao Jingyan akan datang padanya dengan terburu-buru dan memapah tubuhnya yang rapuh, dengan suara yang penuh simpati bertanya, “Xiao Shu, apakah kau kau baik-baik saja?”

Ia tak pernah membayangkan dan tak dapat menerimanya. Ia ingin lari, meninggalkan tempat ini, kembali ke Su manor, untuk memulihkan ketenangannya dan perlahan berpikir, perlahan membuat keputusan.

Namun ketika ia hampir dapat mengendalikan nafasnya, ia tak bisa melangkah karena Fei Liu tiba-tiba datang sambil berlari dari sisi gerbang. Langkah Fei Liu lebih berat dari biasanya dan ia membawa seekor serigala abu-abu dalam dekapannya, Foya.

“Tak mau bangun! “Bocah itu membawa Foya kearah Mei Changshu. Matanya penuh dengan ketakutan dan kebingungan. “tak mau bangun!”

Mei Changshu membelai bulu Foya dengan jari-jarinya yang pucat hingga nampak seperti transparan. Tubuh Foya dibawah jarinya itu terasa dingin dan kaku .Jantungnya merasakan luka mendalam. Mata Foya tertutup dan ia nampak damai. Fei Liu menopang kepalanya beberapa kali namun saat ia memindahkan tangannya, kepala Foya lunglai kembali.

Langkah kaki lain datang dari sisi gerbang. Lie Zhanying, yang telah ditransfer menjadi penjaga istana timur, buru-buru masuk, keningnya dipenuhi keringat. Ia terkejut melihat putra mahkota berdiri diluar. Sebelum ia sempat berkata-kata, Xiao Jingyan berjalan ke arahnya sambil tetap berdiam.

Foya sudah berumur tujuh belas tahun. Untuk seekor serigala, itu merupakan umur yang panjang. Kematiannya membawa kesedihan. Bagi orang dewasa itu bukanlah hal yang sulit untuk diterima.

Tetapi Fei Liu tak dapat memahami ini. Tadi, ketika ia melihat Foya dimasukkan kedalam sebuah peti, ia berlari mencari Lie Zhanying dan berkata padanya, “Foya sedang tidur.” Dari apa yang Fei Liu tahu, tidur berarti akan bangun nantinya. Seperti bagaimana Su-gege seringkali tertidur, dia akan selalu terbangun nantinya.

Namun, ketika ia bertanya kapan Foya akan bangun, Lie Zhangyin malah menatapnya dengan penuh kesedihan dan berkata bahwa Foya tak akan pernah bangun kembali.

Ini pertama kalinya Fei Liu mengetahui bahwa ada kemungkinan orang yang tidur tak akan pernah bangun kembali. Ini membuatnya ketakutan. Ia membawa Foya dan segera menemui Su-gege.

Mei Changshu mengusap kepala bocah tersebut. Ia dapat melihat kebingungan dan kecemasan di mata Fei Liu tetapi ia sedang tidak dalam kondisi yang tepat untuk menenangkan maupun menjelaskan kepadanya. Malaikat maut terus menerus menyelubunginya, sangat dingin dan mengerikan, ia tak punya cara untuk menjelaskan kepada bocah itu tentang apa itu kematian.

“Fei Liu, apakah kau akan selalu mengingat Foya?”

“Ya!”

“Sebagai seorang teman , selama kau mengingatnya, itu cukup.” Mei Changshu mengambil Foya dari tangan Fei Liu. Bebannya terlalu berat untuknya jadi ia harus membawanya sambil duduk di atas tanah.Ia menempelkan pipinya erat-erat ke kepala Foya sebagai salam perpisahan terakhir.

“Su-gege.”Bocah itu ketakutan dan ia tak mengerti kenapa. Ia hanya mendekat, memeluk lengan Mei Changshu bersama dengan Foya.

“Semuanya akan baik-baik saja.Berdiri dan bawalah Foya. Kembalikan ia ke Jendral Lie. Jendral Lie akan membawanya ketempat yang nyaman untuk berbaring. Pergilah.” Mei Changshu menenangkan Fei Liu. Namun sebelum Fei Liu mematuhi kata-katanya, sepasang tangan yang lain mengambil tubuh Foya dari tangan Mei Changshu.

Fei Liu melesat, siap untuk bertarung merebutnya, tapi saat ia melihat siapa orang yang mengambil Foya, ia teringat perintah Su gege dan tak berani bergerak.

Xiao Jingyan membawa Foya dengan satu tangan. Tangannya yang lain ia ulurkan, ia mendekatkan jari-jarinya beberapa inci dari bahu Mei Changshu. Setelah beberapa menit  hening, Mei Changshu menoleh keatas dan matanya bertemu tatapan Xiao Jingyan.

Pada saat itu mereka berdua benar-benar merasakan luka yag luar biasa. Disaat yang sama mereka merasakan luka satu sama lain.

Luka luar biasa yang tak bisa mereka ungkapkan, takut saat membuka mulut mereka, semua yang keluar nantinya adalah darah.

Lengan Xiao Jingyan masih terulur tanpa sedikitpun goyah. Wajah pucat Mei Changshu tak menunjukkan emosi apapun, namun akhirnya ia mengulurkan  tangan kananya. Menggunakan lengan yang kokoh itu sebagai bantuan, Xiao Jingyan perlahan menariknya untuk berdiri. Segera setelah ia nampak stabil diatas kakinya sendiri ia buru-buru melepasnya, seakan-akan lengan itu tak pernah membantunya berdiri.

Setelah itu Mei Changshu dan Fei Liu pergi. Jingyan menatap mereka pergi menjauh, ia kemudian memerintahkan Zhanying untuk mengubur Foya.


Note: OMG part ini benar-benar menyanyat hati tentang bagaimana Feiliu yang polos yang tak memahami arti kematian, bagaimana Mei Changshu dengan tubuh lemahnya menggendong Foya, sayang sekali scene ini tak ada dalam versi drama. Untuk scene ini versi drama dan novel memiliki perbedaan yang lumayan, namun dua-duanya sukses mencabik-cabik perasaan penggemarnya.


Related Post



Translate Novel Lang Ya Bang Chapter 157



CHAPTER 157­­ 
Novel lang Ya Bang-Hai Yan;Eng translation : tumblr Chaikat  ;Translate Indo by me

Jingyan buru-buru menuju ke Su manor, namun tepat sebelum belokan terakhir, ia berhenti mendadak sampai-sampai kudanya mengangkat kaki belakangnya, Jingyan melepas tali kekang dan turun dari kuda, terjatuh ke tanah, mengagetkan Meng Zhi yang sedang mengejarnya.

Mengikuti perintah Meng Zhi, pengawal Istana timur yang mengejar Jingyan membentuk formasi lingkaran untuk melindunginya. Namun tampaknya Jingyan benar-benar tak menyadari keadaan disekelilingnya. 

Melihat dengan tatapan kosong dan setelah beberapa saat dia perlahan berdiri dengan bantuan Meng Zhi.

Ia menunggangi kudanya lagi dan berbalik arah. Ketika Meng Zhi bertanya apakah ia ingin kembali ke istana timur dia berkata, “Sejak ia tak ingin aku mengetahuinya, ia pasti punya alasannya sendiri. Mengapa aku harus memaksa mencari tahu dan menambah kekhawatirannya tanpa alasan.”

Penjaga istana timur mengawalnya kembali. Jingyan tak lagi memiliki tenaga dan kekuatan seperti tadi saat ia buru-buru menuju ke Su Manor, ia nampak bingung.

Ia tak tahu bagaimana untuk menggambarkan perasaanya saat ini. Jika ia bahagia karena sahabat terbaiknya ternyata masih hidup, lalu mengapa ia merasa seperti dadanya diiris-iris dengan belati? Jika ia marah karena selama ini tak ada yang memberi tahunya, lantas mengapa jantungnya terasa dipenuhi kebahagiaan menyakitkan hingga rasanya terasa sakit untuk bernapas?

Siapa Lin Shu? Lin Shu adalah sahabat terbaiknya, Lin Shu adalah orang yang penuh dengan kebanggaan dan blak-blakan, sangat kompetitif dan tak pernah mau menyerah. Rompi perak dengan tombak panjang ditangan, selalu membuat kegaduhan kemanapun ia pergi. Dia adalah xiao huo ren yang tak kenal dingin. keceriaanya bagaikan burung pipit, kemarahannya bagaikan harimau. Ia adalah marsekal muda di pasukan Chiyan yang tak pernah menyembunyikan emosinya…

Tetapi siapakah Mei Changsu? Ia selalu menundukan kepalanya dan seringkali seringai terukir di bibirnya.  Perkataannya lembut dan sangat sopan, dan tak ada satupun yang mampu melihat apa yang ia pikirkan. Ia selalu terbungkus dengan mantel bulu dan duduk disamping bara api, mengukur-ukur kedalaman hati seseorang dibalik matanya yang gelap, wajahnya sepucat kertas. Dia tak memiliki sedikitpun kekuatan dan jari-jarinya selalu sedingin es, seakan ia membawa udara dingin dari neraka.

Ia seperti abu yang tersisa dari bara api yang telah padam. Orang lain mungkin teringat oeh api itu namun ia sudah bukan lagi sosok yang dulu jiwa yang membara.

Xiao Jingyan menemukan dirinya sendiri benar-benar tak mampu membayangkan apa yang menyebabkan perubahan sedrastis ini . ketika ia mencoba, rasa sakit yang menyelubunginya semakin dalam dan gelap lebih dari malam malam tanpa bintang dan bulan.

Saat mereka memasuki Istana timur, Meng Zhi membantu Jingyan turun dari kudanya. Namun kemudian saat putra mahkota yang baru saja ditunjuk itu perlahan menaiki tangga-tangga aula utama, ia tiba-tiba merasa satiap langkah yang ia pijak terasa seperti  ia menginjak punggung sahabatnya, yang selama ini mendukungnya sambil menggertakkan gigi. Kakinya terasa lemah, ia tak dapat menahannya dan terjatuh dari tangga.

Jingyan bertanya kepada Meng Zhi apakah selama ini ia telah mengetahui semuanya dan kemudian bertanya bagimana ia mengetahuinya. Meng  Zhi berkata bahwa Mei Changsu yang memberi tahunya. Jingyan bertanya mengapa Xiao Shu tidak memberi tahunya padahal Xiao Shu adalah sahabat terbaiknya dan Mengzhi berkata bahwa ekspetasi Xiao Shu terhadap Jingyan berbeda dari orang lain .

Tetapi Meng-qing, kau harus mengatakan kepadaku, bagaimana bisa ia menjadi seperti itu?Tragedi seperti apa yang telah dilaluinya?Dia adalah Xiao Shu! Kau dan aku sama-sama tahu seperti apa Xiao Shu yang sebenarnya. Dulu aku terbiasa berpikir bahwa jika kau menghancurkannya mencadi jutaan keping dan menyatukannya kembali, dia akan selalu menjadi Lin Shu yang lincah dan penuh semangat…”

Kata-kata Xiao Jingyan hanyalah sebuah analogi namun bagi Meng Zhi kalimat itu bagaikan mata pisau yang menghujam tepat di jantungnya dan kemudian ditarik keluar, wajahnya menjadi pucat.

“Kau harus tau.” Tatapan mata Xiao Jingya lebih sengit  daripada matahari musim panas, menatap tajam kearah Meng Zhi tanpa ampun. “dia tak mau mengatakannya kepadaku, jadi aku tak ingin memaksanya. Tetapi aku ingin kau mengatakannya padaku. Katakan!”

“Yang Mulia…”Meng Zhi benar-benar kewalahan namun setelah menundukan kepalanya, ia menggeleng dan berkata, “Aku telah berjanji padanya…”

Jingyan tak memaksa Meng Zhi untuk berbicara. Ia mengatakan pada Pangeran Ji dan marquis Yan bahwa ia memiliki beberapa urusan mendesak untuk dihadiri dan pergi ke istana Selir Jing.Ketika ia sampai disana, ia segera mengatakan pada ibunya bahwa ia memiliki sesuatu untuk ditunjukkan. Pengunjung lain yang ada disana mengerti dan segera pergi, meninggalkan mereka sendiri. Dengan segera Jingyan bertanya mengenai Xiao Shu.

“Apa yang terjadi pada Xiao Shu? Ibu menangis ketika memeriksa denyut nadinya. Apakah penyakitnya sangat serius?”

Selir Jing berpikir sejenak kemudian perlahan ia berkata,”Begitulah…”

“Apa yang harus dilakukan?”Xiao Jingyan tiba-tiba meraasa cemas dan menggenggam tangan ibunya erat-erat.”Xiao Shu sangat mempercayai kemampuanmu, Ibu harus bisa melakukan sesuatu.”

Consort Jing bimbang untuk menjawabnya, matanya yang terpejam tertutupi oleh bulu matanya. Dia berkata dengan lembut. “Xiao Shu memiliki dokter yang lebih handal daripada aku disisinya. Dokter itu seharusnya mampu memastikan ia akan baik-baik saja…”

Lalu, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar penyakitnya dapat terobati?”

Aku tak yakin…Mungkin sehari…Mungkin setahun…”

Jika saja Xiao jingyan mengerti apa yang dimaksudkan ibunya, ia mungkin akan melesat pergi. Sayangnya,ia tak paham dan justru merasa lega. “Tak peduli berapa lama, yang terpenting ia masih bisa sembuh. Tetapi mengapa penyakit ini dapat menyebabkan wajahnyaa berubah seperti sekarang?”

Selir Jing menggelengkan kepalanya. “perubahan wajah Xiao Shu bukan karena ia sakit. Ini karena ia pernah terkena racun Bitter Flame. Setelah racun itu dihilangkan tubuh dan wajahnya mengalami perubahan drastis…” 

“Artinya perubahan ini karena racunnya telah dihilangkan, benar bukan?” Xiao Jingyan merasakan secercah kebahagiaan.

“Tubuhnya menjadi sangat lemah dan ia mudah sakit karena penghilangan racun, dan itulah mengapa ia butuh waktu untuk pemulihan, benar kan?”

Tatpan Selir Jing kosong untuk sesaat, sebelum ia perlahan mengangguk dan berkata, “Ya…”

“Itu bagus.” Beberapa ketegangan di tubuhnya akhirnya sedikit lepas dan Xiao Jingyan berdiri. “Aku mengerti mengapa ia tak bisa bersantai dan memulihkan diri dimasa lalu tetapi aku dapat mengatasi segalanya dari sekarang. Ia hanya perlu fokus untuk penyembuhan.Ibu, apakah gejalanya sama tiap kali ia jatuh sakit?”

“Itu tergantung penyebabnya, entah karena cuaca dingin, kelelahan atau gejolak emosi. Gejala yang muncul mungkin berbeda-beda.”

Xiao Jingyan berkata tanpa keraguan,”Itu bukan masalah. Xiao Shu tak akan lagi menderita karena dingin atau kelelahan dimasa yang akan datang. Sedangkan untuk emosi, kebahagiaan tak akan membahayakannya bukan?”

Aku tahu betul apa yang ia harapkan,”Xiao Jingyan mengambil napas panjang dan tatapannya menjadi bersinar.”Aku akan mempercepatnya dan membersihkan nama mereka dengan segera, jadi ia bisa menjalani penyembuhan tanpa kekhawatiran…”

“Jinyan.” Selir Jing menggenggam tangan putranya dan buru-buru berkata, “Kau tak boleh gegabah dalam mengambil resiko. Pada tahap ini, kau mungkin masih dapat menanggung kegagalan tapi tidak dengan Xiao Shu, apakah kau mengerti?”

Xiao Jingyan menekan bibirnya dan dengan berat mengangguk.”Ibu, jangan khawatir. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Xiao Shu masih mengawasiku. Aku tak akan bertindak ceroboh.”

Selir Jing merasa seperti jantungnya di ambil keluar. Ia tahu bahwa selama Xiao Shu mengawasinya, Jingyan akan dapat maju dan stabil, namun berapa lama Xiao Shu dapat terus mengawasinya? Ia menahan segalanya dengan susah payah, tetapi dapatkah ia menahannya hingga hari dimana nama keluarga Lin dapat dipulihkan?

 Chapter 156                                                                    ⇨Chapter 163


Translate Novel Lang Ya Bang Chapter 156



Postingan kali ini merupakan translete dari Ch 156, 157 dan 163 . Postingan ini aku terjemahkan dari postingan tumbler caikat dan dtriad.  Chapter-chapter ini merupakan rangkaian yang berisi momen dimana rahasia terbesar akhirnya terbongkar Chapter tentang saat dimana Jingyan akhirnya mengetahui identitas asli Mei Changshu dan ini tentunnya adalah bagian yang paling dinanti-nanti oleh para penggemar Nirvana In Fire.

Chapter 156
Novel lang Ya Bang-Hai Yan;Eng translation : Pinterest dtriad ;Translate Indo by me

Pangeran Ji berkata sambil tertawa,”Jendral, kau adalah petarung nomor satu di Da Liang- Jadi menurutmu apakah bela diri Putra mahkota dapat masuk daftar rangking Langya?”

Meng Zhi terkejut dengan pertanyaan ini bingung bagaimana untuk menjawabnya, namun Jingyan tersenyum.

“Paman Agung kau  tidak seharusnya menyulitkan jenderal Meng. Aku adalah seorang jendral di pasukan prajurit, yang mana sangat berbeda dari Jianghu. Kalaupun aku masuk dalam rangking Langya itu hanya akan terjadi kalau sudah tak ada seorangpu di Jianghu.”

Meng Zhi buru-buru menjawab,”Yang Mulia terlalu sungkan, entah apakah seseorang msuk atau tidak kedalam rangking Langya ditentukan oleh pemimpin aula Langya, tapi dengan kemampuan bela diri yang mulia , itu lebih dari cukup kapanpun anda ingin menjelajahi Jianghu.”

“ Sejujurnya,” tatapan Jingyan  menerawang jauh,” Terkadang aku berpikir untuk menjelajahi Jianghu, bersama dengan dua atau tiga teman baik, melakukan perjalanan diantara gunung-gunung dan sungai-sungai. Tidakkah itu sangat menyenangkan?”

Marquis Yan meletakkan cangkir tehnya dan berkata,”Tidak hanya anda Yang Mulia, pria muda manapun yang terlahir didalam istana- mereka mendengar kisah-kisah  dari Jianghu, siapa yang tak bermimpi untuk menjelajahinya? Sambil membawa pedang menempuh tiga ribuan mil jauhnya sembari menegakkan keadilan?”

“tapi aku tidak,”Pangeran Jin menjawab dengan tegas,”Menjelajahi Jianghu berarti harus melakukan kerja keras, dan aku tidak bisa melakukannya. Aku tak pernah mempunyai mimpi dan kehidupan bebas itu yang membuat banyak orang iri.”

“Takutnya tak banyak orang yang mampu meniru sikap pangeran Jin.”Meng Zhi berkata sambil tertawa.

“Apa yang Marquis Yan katakan benar. Lihatlah Yujin, seorang tuan muda dari keluarga kaya-tidakkah dia suka berpetualang? Aku sering mendengar dia berkata bahwa ia menyukai kebebasan saat berpetualang tanpa terbebani tanggung jawab.”

“Itu tidak bisa dihitung sebagai menjelajah Jianghu.” Marquis Yan menggelengkan kepalanya. “Dia hanya bersenang-senang.

Mengandalkan statusnya sebagai putra Marquis, kapanpun ia menemui masalah. Dia belum benar-benar berpengalaman di jianghu.”
Pangeran Ji menatapnya, “Itu benar,bila dibandingkan dengan segala rintangan yang dulu telah kau hadapi Yujin hanyalah sebatas main-main.”

“Jadi dimasa lalu tuan Yan…” Jingyan mengangkat alisnya,mulai tertarik. “Aku belum pernah mendengar ini sebelumnya.Tadi kau berkata bahwa Yujin dengan memanfaatkan posisinya sebagai putra marquis seperti bermain-main saja, itu berarti selama petualanganmu di Jianghu kau menyembunyikan identitasmu. Kau mengubah namamu?”


“ Ah, itu masa dimana kami masih muda dan bodoh. Tak pantas disebutkan. Tak pantas disebutkan.”

“Kita?” Jingyan merasakan jantungnya melompat. “Siapa lagi yang lain?”

Tatapan di mata Marquis yan menjadi suram. Ruangan menjadi sunyi. Seakan teman baik yang dulu melakuakan perjalanan dengan marquis Yan, -tanpa nama-seseorang yang telah yang pergi tanpa kata.

“Siapakah itu sehingga kau tak dapat menyebutkannya?”Jingyan menggertakkan giginya dan berkata dengan nada dingin,”Apakah dia Komandan Lin??”

Meskipun tak pantas untuk menyebutkan nama kriminal seperti ini, diantara orang-orang yang ada disana Marquis Yan dan Meng Zhi, mereka adalah orang-orang yang sangat menghormati Lin Xie, dan Pangeran Jin memiliki pendapat tersembunyi mengenai kasus Chiyan; sekarang ketika putra mahota sendiri telah berbicara terang-terangan, mereka tak perlu menganggapnya sebagai hal yang tabu. Ekspresi mereka perlahan menjadi normal kembali, meskipun mereka masih menahan diri untuk berbicara dengan bebas. Hanya kemudian Jingyan meminta mereka untuk melanjutkan topik itu dengan nampak emosi.

Tuan Yan bukanah seorang petarung, jadi kupikir Komandan Lin lah yang menemanimu. Bagaimana mungkin ayah anda mau membiarkan anda pergi? Disaat itu kemampuan bela diri Komandan Lin merupakan salah satu yang terbaik di Da Liang. Bahkan jika ia menyembunyikan namanya, Jianghu tidak bisa menyepelekannya.”

“Beberapa hal yang anda tidak tahu, Saat itu, kami tidak memiliki waktu untuk bersenang-senag, dan bermain sesukanya. Tapi bagi mereka yang tak pernah merasakan kesulitan pada usia itu, sebuah perjalanan seperti itu akan memberikan banyak sekali pengalaman. “Marquis yan terpengaruh oleh ketenangan Xiao Jingyan , dan berusaha untuk tetap stabil saat berbicara. Kata-kata tentang  dunia luar, bagaiamana orang hidup dengan  alam-jika kita hanya duduk dirumah dan mendengarkan tentang berbagai hal dari orang lain ,mungkin akan sulit untuk benar-benar memahaminya.”Aku membayangkan kau pasti telah mengunjungi banyak tempat.”

“Kami melakukan perjalanan melewati gunung-gunung dan sungai, Bahkan sekarang untuk pria tua ini-kapanpun aku mengingat hari-hari itu, aku selalu merasa bahwa itu adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga bagiku.”

Pangeran Ji tersenyum dan menimpali, “Kalian telah pergi ke berbagai tempat, aku menebak pasti kalian telah bertemu banyak pahlawan dan wanita-wanita cantik, benar kan?”

“Jianghu memiliki banyak bakat-bakat tersembunyi, kami banyak bertemu banyak orang-orang aneh , kami berteman dengan warga yang baik hati. Sedangkan untuk wanita-wanita cantik…hmmm kami cukup menjaga jarak.

Tawa Pangeran Jing meledak. “Sangat berbeda, sangat berbeda! Kau tidak seperti Yujin dalam hal ini, Yujin pasti akan mengutamakan wanita cantik dulu dan kemudian berteman!”

Jingyan tak dapat menahan senyumnya. Ia bertanya,”Apa yang kalian gunakan sebagai nama samaran?Apakah kau membuat nama untukmu sendiri dalam rangking Langya?”

“Oh, kalu mengingatnya aku merasa malu, “Marquis Yan berkata sambil tersenyum. “Kami pergi untuk mendapatkan pengalaman, bukan untuk bertarung dan mengungguli orang lain. Kami mendapat beberapa pengalaman, namun kami menghindari publikasi dan selalu merendah.”

Pangeran Ji menggelengkan kepalanya. “Sejujurnya , aku hanya tahu bahwa kau hanya keluar selama setengah tahun untuk menghabiskan waktu, namun aku tak pernah mendengarkan kalian menyebutkan apa saja yang terjadi setelahnya. Jadi aku berpikir bahwa tak ada sesuatu menarik yang terjadi.

Setelah kembali ke ibu kota, kami segera terlibat dengan urusan istana dengan satu tantangan dan diikuti tantangan lainnya, dan tanpa disadari Jianghu telah menjauh dan memudar dari ingatan kami, “Marquis Yan berkata, “Pada akhirnya, itu bukanlah tempat milik kami, kami hanyalah tamu.”

“Ah, Yang Mulia juga tadi bertanya nama samaran apa yang kau gunakan,” Pangeran Ji mengingatka dengan penuh rasa penasaran. “Apakah kau memilih namamu sendiri?”

“Hanya nama yang kami pilih dengan sembarang. Pada saat itu aku memilih nama yang sederhana, Yao Yiyan, Orang biasa di Jianghu yang tak dikenal orang.”

“nama depanmu Yan, jadi kau memilih nama Yiyan-itu benar-benar terlalu biasa!” Pangeran Ji tak bisa menahan tawanya.

“Bagaimanapun, itu hanyalah nama samaran-sesuatu yang tidak begitu penting. Seseorang bahkan menunjuk sebauh pohon dan menjadikannya namanya!”

Xiao Jingyan baru saja mengangkat cangkir kopinya ketika ia tiba-tiba membeku. Ia menatap tajam Marquis Yan, mulutnya terbuka-namun tenggorokannya mengering, dan ia tak bisa berbicara.

Marquis Yan bertanya dengan terkejut, “Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang salah?”

“Kau baru saja berkata….siapa yang menunjuk pohon dan menjadikannya sebagai namanya?” Jingyan menggenggam cangkir tehnya erat-erat. Ia menelan dan mencoba untuk tetap tenang.

Marquis Yan mulai menyadari ada sesuatu yang aneh, tapi pada waktu yang bersamaan ia tak dapat memikirkan alasanya, jadi ia ragu sesaat dan kemudian berkata, pelan,”Lin…”

“Komandan Lin, pohon apa yang ia tunjuk sebagai namanya?”

“Di kebun, disana ada sebuah batu dan pohon Nan,jadi…”

Marquis Yan belum menyelesaikan perkataannya saat cangkir di tangan Jingyan jatuh dari genggamannya. Cangkir itu jatuh dengan suara berdenting di lantai keramik dan pecah berkeping-keping.

Tiga laki-laki yang ada disana tersentak dan bertanya serempak,”Yang mulia, ada masalah apa?”

“Shinan…”Jingyan bersandar dimeja dan mencoba berdiri, tubuhnya bergetar saat Meng Zhi menawarkan bantuan. Ia samar-sama menyadari suara berdengung di telinganya, namun tak ada satupun suara yang dapat dipahaminya. Kenangan dimasa lalu datang memburunya sekarang, Bagaikan pisau yang mengiris-iris jantungnya.

Pria itu pernah berkata, “Kau adalah satu-satunya yang kupilih sebagai tuan…”

Pria itu pernah berkata, “Tingsheng, aku akan menyelamatkanmu…”
Pria yang membuat lingkaran dengan jarinya saat ia sedang duduk sambil berpikir mendalam, pria yang dengan santainya menarik pedang Jingyan…

Pria yang membangun jalur rahasia dan kemudian membuat dirinya sendiri kelelahan setengah mati dengan usaha yang terus menerus, pria yang saat terbaring sakit , demam dan kebingungan berkata, “Jingyan, jangan takut…”

Ibundanya telah dengan penuh ketulusan memperingatkannya untuk tidak menyakiti Tuan Su, lagi dan lagi, tetapi ini masih belum membuatnya menyadari kebenaran: Ketika ia telah percaya bahwa sahabat terbaiknya, saudara seperjuangannya, telah berada di surga mengawasinya, ternyata adalah orang ini selama ini berada disisinya, berperan pada setiap langkahnya…

Xiao Jingyan menjadi pucat saat ia berdiri, penantian panjang membuat darah dengan cepat mengalir ke jantungnya. Sesaat setelah ia mampu menggerakkan kekakuannya, dengan lutut yang gemetar, ia melesat keluar rumah tanpa berkata-kata. Ia langsung menuju ke kandang kuda ,mengambil kuda yang siap ditunggangi, kemudian memacu kudanya untuk berlari keluar istana.

Semua orang di istana yang menyaksikan ini terpaku tak bisa berkata-kata, dan tak sempat bereaksi. Disana hanya ada Meng Zhi yang buru-buru mengikuti keluar, memanggil penjaga Istana timur untuk menemaninya sembari naik ke atas kuda dan mengejar Xiao  Jingyan.

24/10/19

7 Momen Terbaik Drama The Untamed


Sudah 3  bulan, drama The Untamed ini sepertinya jadi drama yang paling sering aku tonton ulang, dan asyiknya lagi bukan cuma satu atau dua momen yang seru buat ditonton berkali kali. Entah kapan bisa move on dari drama satu ini, dan rasanya memang aku menolak buat move on hehe bcoz I love this feeling Jinjaa. Berikut ini 7 momen terfavorit dari The Untamed yang paling sering aku replay

You're My Soulmate
Momen dimana melalui Zhewu-Jun, WWX akhirnya mengetahui kenyataan dibalik luka-luka LWJ, WWX benar-benar tak mengira betapa pengorbanan LWJ demi membela dirinya, bahkan setelah kematian WWX di jurang Nightless City. Di momen ini pula WWX mengetahui bahwa LWJ menjadikannya sebagai Soulmatenya- rekan seperjuangan- sahabat uuuh. Momen setelahnya… LWJ datang sambil membawa alkohol kesukaan WWX yups “Emperor Smile” dilanjutkan dengan obrolan2 di antara hujan salju yang cantik. dan aku suka banget sama style rambut LWJ dieps ini, simpel tanpa pernak pernik yang biasanya tinggi menjulang tapi super elegant!






    Lan Zhan Mabok !
Lan Zhan Drunk is literally CRAZY! Cuman alkohol yang bisa bikin seorang Lan Wang Ji yang kaku dan strict bisa sampai nyolong ayam dan nyoret-nyoret rumah orang, di scene ini ada pula percakapan menyentuh saat LZ yang sedang mabuk berkata jujur pada WWX mengenai betapa ia menyesal karena dulu, 16 tahun lalu saat tragedi Nightless city ia tak berada di pihak WWX hiks


    
    
   

    Belajar di Gusu Lan
  Moment-momen saat WWX pertama kali datang ke Gusu mulai dari pertama kali datang dan belajar disana selalu jadi moment kesayangan aku. Sukak banget ngeliat WWX yang hobi banget ngelanggar peraturan Gusu Lan dan ngusilin (red: caper) Lan Zhan, dan membuat murid teladan Gusu ini “sebel” setengah mati. Wait wait wait sebel apa malah seneng yak? Huehue mungkin bisa kita tanyakan pada Zewu-Jun, manusia yang paling paham isi hati Lan Zhan.






  Wei Wuxian is Back 
Setelah menghilang selama 3 bulan di Burial Mound, WWX kembali untuk membalas dendam kepada Wen and the gank! Sebagai sosok yang berbeda tentunya, di momen ini terjadi perdebatan sengit antara WWX dengan LWJ yang gak bisa menerima bahwa sahabatnya itu menggunakan kultivasi Iblis. WWX so damn hot here !





Kebenaran Dibalik Golden Core
Scene dimana Jiang Cheng akhirnya mengetahui kebenaran tentang Golden Core nya, momen saat JC dan LZ mengetahui alasan mengapa WWX tak pernah lagi menggunakan pedang Suibiannya, sumpah ini momen yang sukses bikin mewek apalagi ditambah pas ngeliat air mata LZ, dan momen super sedih ini dilanjutkan dengan momen kocak nyolong biji teratai hohoho
. 
    
   


   Momen Black Tortoise Arc 
Di sini LZ dan WY bahu membahu berjuang buat mengalahkan si kura-kura raksasa, seru dan sweet banget ngeliat kerja sama mereka. Apalagi pas WY terluka, pokoknya seluruh momen disini luar biasah! Sulit buat dicritain deh pokoknya.



    Momen Para bocah
Bocah yang dimaksud disini tak lain dan tak bukan adalah Lan Yuan dan Lan  Jingyi dari sekte Lan dan Jin Ling Dari sekte Jin. Interaksi WWX dengan bocah triplet  ini bener-bener kocak banget buat ditonton. ada Lan Yuan aka Shizui yang super manis dan super bijak, Lan Jing Yi yang hobi ceplas ceplos, dan Jin Ling yang juteknya bikin ngelus dada. Paling sukak ngeliat muka mereka pas ngeliat HanGuan-Jun melakukan hal-hal gak terduga, beli alkohol, terus nenteng2 lampion dan masih banyak lagi


 

Selain momen-momen diatas sebenarnya masih ada buanyak momen yang memorabel dan seru buat ditonton ulang, setelah membuat tulisan ini rasanya jadi pengin menonton ulang lagi dan lagi, sungguh drama ini bikin kecanduan, bagimana dengan kalian. Apa momen terfavorit dari drama ini?