Postingan kali ini merupakan translete dari Ch 156, 157 dan 163 . Postingan ini aku terjemahkan dari postingan tumbler caikat dan dtriad. Chapter-chapter ini merupakan rangkaian yang berisi momen dimana rahasia terbesar akhirnya terbongkar Chapter tentang saat dimana Jingyan akhirnya mengetahui identitas asli Mei Changshu dan ini tentunnya adalah bagian yang paling dinanti-nanti oleh para penggemar Nirvana In Fire.
Pangeran Ji berkata
sambil tertawa,”Jendral, kau adalah petarung nomor satu di Da Liang- Jadi menurutmu
apakah bela diri Putra mahkota dapat masuk daftar rangking Langya?”
Meng Zhi terkejut
dengan pertanyaan ini bingung bagaimana untuk menjawabnya, namun Jingyan
tersenyum.
“Paman Agung kau tidak seharusnya menyulitkan jenderal Meng.
Aku adalah seorang jendral di pasukan prajurit, yang mana sangat berbeda dari
Jianghu. Kalaupun aku masuk dalam rangking Langya itu hanya akan terjadi kalau
sudah tak ada seorangpu di Jianghu.”
Meng Zhi buru-buru
menjawab,”Yang Mulia terlalu sungkan, entah apakah seseorang msuk atau tidak
kedalam rangking Langya ditentukan oleh pemimpin aula Langya, tapi dengan
kemampuan bela diri yang mulia , itu lebih dari cukup kapanpun anda ingin menjelajahi
Jianghu.”
“ Sejujurnya,” tatapan
Jingyan menerawang jauh,” Terkadang aku
berpikir untuk menjelajahi Jianghu, bersama dengan dua atau tiga teman baik,
melakukan perjalanan diantara gunung-gunung dan sungai-sungai. Tidakkah itu
sangat menyenangkan?”
Marquis Yan meletakkan
cangkir tehnya dan berkata,”Tidak hanya anda Yang Mulia, pria muda manapun yang
terlahir didalam istana- mereka mendengar kisah-kisah dari Jianghu, siapa yang tak bermimpi untuk
menjelajahinya? Sambil membawa pedang menempuh tiga ribuan mil jauhnya sembari
menegakkan keadilan?”
“tapi aku tidak,”Pangeran
Jin menjawab dengan tegas,”Menjelajahi Jianghu berarti harus melakukan kerja
keras, dan aku tidak bisa melakukannya. Aku tak pernah mempunyai mimpi dan
kehidupan bebas itu yang membuat banyak orang iri.”
“Takutnya tak banyak
orang yang mampu meniru sikap pangeran Jin.”Meng Zhi berkata sambil tertawa.
“Apa yang Marquis Yan
katakan benar. Lihatlah Yujin, seorang tuan muda dari keluarga kaya-tidakkah
dia suka berpetualang? Aku sering mendengar dia berkata bahwa ia menyukai
kebebasan saat berpetualang tanpa terbebani tanggung jawab.”
“Itu tidak bisa dihitung
sebagai menjelajah Jianghu.” Marquis Yan menggelengkan kepalanya. “Dia hanya
bersenang-senang.
Mengandalkan statusnya sebagai putra Marquis, kapanpun ia menemui masalah. Dia belum benar-benar berpengalaman di jianghu.”
Mengandalkan statusnya sebagai putra Marquis, kapanpun ia menemui masalah. Dia belum benar-benar berpengalaman di jianghu.”
Pangeran Ji menatapnya,
“Itu benar,bila dibandingkan dengan segala rintangan yang dulu telah kau hadapi
Yujin hanyalah sebatas main-main.”
“Jadi dimasa lalu tuan
Yan…” Jingyan mengangkat alisnya,mulai tertarik. “Aku belum pernah mendengar
ini sebelumnya.Tadi kau berkata bahwa Yujin dengan memanfaatkan posisinya
sebagai putra marquis seperti bermain-main saja, itu berarti selama petualanganmu
di Jianghu kau menyembunyikan identitasmu. Kau mengubah namamu?”
“ Ah, itu masa dimana
kami masih muda dan bodoh. Tak pantas disebutkan. Tak pantas disebutkan.”
“Kita?” Jingyan
merasakan jantungnya melompat. “Siapa lagi yang lain?”
Tatapan di mata Marquis
yan menjadi suram. Ruangan menjadi sunyi. Seakan teman baik yang dulu melakuakan
perjalanan dengan marquis Yan, -tanpa nama-seseorang yang telah yang pergi tanpa
kata.
“Siapakah itu sehingga
kau tak dapat menyebutkannya?”Jingyan menggertakkan giginya dan berkata dengan nada
dingin,”Apakah dia Komandan Lin??”
Meskipun tak pantas
untuk menyebutkan nama kriminal seperti ini, diantara orang-orang yang ada disana
Marquis Yan dan Meng Zhi, mereka adalah orang-orang yang sangat menghormati Lin
Xie, dan Pangeran Jin memiliki pendapat tersembunyi mengenai kasus Chiyan;
sekarang ketika putra mahota sendiri telah berbicara terang-terangan, mereka
tak perlu menganggapnya sebagai hal yang tabu. Ekspresi mereka perlahan menjadi
normal kembali, meskipun mereka masih menahan diri untuk berbicara dengan
bebas. Hanya kemudian Jingyan meminta mereka untuk melanjutkan topik itu dengan
nampak emosi.
Tuan Yan bukanah seorang
petarung, jadi kupikir Komandan Lin lah yang menemanimu. Bagaimana mungkin ayah
anda mau membiarkan anda pergi? Disaat itu kemampuan bela diri Komandan Lin
merupakan salah satu yang terbaik di Da Liang. Bahkan jika ia menyembunyikan
namanya, Jianghu tidak bisa menyepelekannya.”
“Beberapa hal yang anda
tidak tahu, Saat itu, kami tidak memiliki waktu untuk bersenang-senag, dan
bermain sesukanya. Tapi bagi mereka yang tak pernah merasakan kesulitan pada
usia itu, sebuah perjalanan seperti itu akan memberikan banyak sekali
pengalaman. “Marquis yan terpengaruh oleh ketenangan Xiao Jingyan , dan
berusaha untuk tetap stabil saat berbicara. Kata-kata tentang dunia luar, bagaiamana orang hidup dengan alam-jika kita hanya duduk dirumah dan
mendengarkan tentang berbagai hal dari orang lain ,mungkin akan sulit untuk
benar-benar memahaminya.”Aku membayangkan kau
pasti telah mengunjungi banyak tempat.”
“Kami melakukan
perjalanan melewati gunung-gunung dan sungai, Bahkan sekarang untuk pria tua
ini-kapanpun aku mengingat hari-hari itu, aku selalu merasa bahwa itu adalah sebuah
pengalaman yang sangat berharga bagiku.”
Pangeran Ji tersenyum
dan menimpali, “Kalian telah pergi ke berbagai tempat, aku menebak pasti kalian
telah bertemu banyak pahlawan dan wanita-wanita cantik, benar kan?”
“Jianghu memiliki
banyak bakat-bakat tersembunyi, kami banyak bertemu banyak orang-orang aneh ,
kami berteman dengan warga yang baik hati. Sedangkan untuk wanita-wanita
cantik…hmmm kami cukup menjaga jarak.
Tawa Pangeran Jing
meledak. “Sangat berbeda, sangat berbeda! Kau tidak seperti Yujin dalam hal
ini, Yujin pasti akan mengutamakan wanita cantik dulu dan kemudian berteman!”
Jingyan tak dapat
menahan senyumnya. Ia bertanya,”Apa yang kalian gunakan sebagai nama
samaran?Apakah kau membuat nama untukmu sendiri dalam rangking Langya?”
“Oh, kalu mengingatnya
aku merasa malu, “Marquis Yan berkata sambil tersenyum. “Kami pergi untuk
mendapatkan pengalaman, bukan untuk bertarung dan mengungguli orang lain. Kami mendapat
beberapa pengalaman, namun kami menghindari publikasi dan selalu merendah.”
Pangeran Ji
menggelengkan kepalanya. “Sejujurnya , aku hanya tahu bahwa kau hanya keluar
selama setengah tahun untuk menghabiskan waktu, namun aku tak pernah
mendengarkan kalian menyebutkan apa saja yang terjadi setelahnya. Jadi aku
berpikir bahwa tak ada sesuatu menarik yang terjadi.
Setelah kembali ke ibu
kota, kami segera terlibat dengan urusan istana dengan satu tantangan dan
diikuti tantangan lainnya, dan tanpa disadari Jianghu telah menjauh dan memudar
dari ingatan kami, “Marquis Yan berkata, “Pada akhirnya, itu bukanlah tempat
milik kami, kami hanyalah tamu.”
“Ah, Yang Mulia juga
tadi bertanya nama samaran apa yang kau gunakan,” Pangeran Ji mengingatka
dengan penuh rasa penasaran. “Apakah kau memilih namamu sendiri?”
“Hanya nama yang kami
pilih dengan sembarang. Pada saat itu aku memilih nama yang sederhana, Yao
Yiyan, Orang biasa di Jianghu yang tak dikenal orang.”
“nama depanmu Yan, jadi
kau memilih nama Yiyan-itu benar-benar terlalu biasa!” Pangeran Ji tak bisa
menahan tawanya.
“Bagaimanapun, itu
hanyalah nama samaran-sesuatu yang tidak begitu penting. Seseorang bahkan
menunjuk sebauh pohon dan menjadikannya namanya!”
Xiao Jingyan baru saja
mengangkat cangkir kopinya ketika ia tiba-tiba membeku. Ia menatap tajam Marquis
Yan, mulutnya terbuka-namun tenggorokannya mengering, dan ia tak bisa
berbicara.
Marquis Yan bertanya
dengan terkejut, “Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang salah?”
“Kau baru saja
berkata….siapa yang menunjuk pohon dan menjadikannya sebagai namanya?” Jingyan
menggenggam cangkir tehnya erat-erat. Ia menelan dan mencoba untuk tetap
tenang.
Marquis Yan mulai
menyadari ada sesuatu yang aneh, tapi pada waktu yang bersamaan ia tak dapat
memikirkan alasanya, jadi ia ragu sesaat dan kemudian berkata, pelan,”Lin…”
“Komandan Lin, pohon
apa yang ia tunjuk sebagai namanya?”
“Di kebun, disana ada
sebuah batu dan pohon Nan,jadi…”
Marquis Yan belum
menyelesaikan perkataannya saat cangkir di tangan Jingyan jatuh dari
genggamannya. Cangkir itu jatuh dengan suara berdenting di lantai keramik dan
pecah berkeping-keping.
Tiga laki-laki yang ada
disana tersentak dan bertanya serempak,”Yang mulia, ada masalah apa?”
“Shinan…”Jingyan
bersandar dimeja dan mencoba berdiri, tubuhnya bergetar saat Meng Zhi
menawarkan bantuan. Ia samar-sama menyadari suara berdengung di telinganya,
namun tak ada satupun suara yang dapat dipahaminya. Kenangan dimasa lalu datang
memburunya sekarang, Bagaikan pisau yang mengiris-iris jantungnya.
Pria
itu pernah berkata, “Kau adalah satu-satunya yang kupilih sebagai tuan…”
Pria
itu pernah berkata, “Tingsheng, aku akan menyelamatkanmu…”
Pria yang membuat
lingkaran dengan jarinya saat ia sedang duduk sambil berpikir mendalam, pria
yang dengan santainya menarik pedang Jingyan…
Pria yang membangun
jalur rahasia dan kemudian membuat dirinya sendiri kelelahan setengah mati
dengan usaha yang terus menerus, pria yang saat terbaring sakit , demam dan
kebingungan berkata, “Jingyan, jangan takut…”
Ibundanya telah dengan
penuh ketulusan memperingatkannya untuk tidak menyakiti Tuan Su, lagi dan lagi,
tetapi ini masih belum membuatnya menyadari kebenaran: Ketika ia telah percaya
bahwa sahabat terbaiknya, saudara seperjuangannya, telah berada di surga
mengawasinya, ternyata adalah orang ini selama ini berada disisinya, berperan
pada setiap langkahnya…
Xiao Jingyan menjadi
pucat saat ia berdiri, penantian panjang membuat darah dengan cepat mengalir ke
jantungnya. Sesaat setelah ia mampu menggerakkan kekakuannya, dengan lutut yang
gemetar, ia melesat keluar rumah tanpa berkata-kata. Ia langsung menuju ke
kandang kuda ,mengambil kuda yang siap ditunggangi, kemudian memacu kudanya
untuk berlari keluar istana.
Semua
orang di istana yang menyaksikan ini terpaku tak bisa berkata-kata, dan tak
sempat bereaksi. Disana hanya ada Meng Zhi yang buru-buru mengikuti keluar,
memanggil penjaga Istana timur untuk menemaninya sembari naik ke atas kuda dan
mengejar Xiao Jingyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar