TO
THE SKY KINGDOM
A Chinese Novel by Tang Qi
original cover Novel To The Sky Kingdom |
translate by @youridaehan
PROLOG
Ia
benar-benar merasa telah kehabisan tenaga.
“itu
karena anda sedang mengandung kaisar kecil yang mulia, tentu
saja anda akan merasa lelah, anda tak perlu khawatir.” Nai Nai berkata.
Nai
Nai adalah pelayannya sekaligus satu-satunya immortal (makhluk abadi) di istana Xiwu
Langit Kesembilan yang mau tersenyum padanya dan memanggilnya dengan sebutan "Yang
mulia". Immortal lain selalu merendahkannya. Su Su selalu berpikir ini karena karena Ye Hua memang belum secara
resmi menikahinya di dunia para immortal dan juga karena dia tak sama seperti mereka: dia hanyalah
manusia .
Nai
Nai membuka jendela, angin sejuk menyusup melalui jendela kamar, tak lama
kemudian terdengar suara langkah kaki dari luar.
"Yang mulia pangeran datang untuk mengunjungimu yang mulia." Nai Nai berkata dengan gembira.
"Yang mulia pangeran datang untuk mengunjungimu yang mulia." Nai Nai berkata dengan gembira.
Dengan
gerakan seberti sebuah boneka kayu, Su Su menarik dirinya dari bawah selimut
dan kemudian duduk bersandar di ujung tempat tidurnya. Dia tak tahu sudah
berapa lama ia tidur, tetapi kepalanya masih terasa berkabut, dia baru saja
bangun, namun dia masih merasa lelah, benar-benar lelah.
Dia
baru saja akan menenggelamkan dirinya kembali kedalam selimutnya lagi saat Ye Hua,
pangeran berambut hitam-panjang, dengan pakaian dan jubah hitamnya, datang dan
kemudian duduk ditepi tempat tidur.
Sambil
menggenggam selimut, Su Su berusaha menegakkan tubuhnya.
Ada kebisuan.
Su Su berpikir bahwa Ye Hua pasti sedang marah. Kapan semua ini bermula? rasa takut yang justru yang muncul kapanpun Su Su melihat pria yang ada didepannya. Seakan-akan pikiran itu sudah hampir menjadi refleks baginya. kau tak boleh membiarkan dia tahu bahwa kau masih marah terhadapnya, Kau tak boleh menyakitinya. diam-diam Su Su berbicara didalam hatinya sembari berfikir dalam kebingungan.
Ada kebisuan.
Su Su berpikir bahwa Ye Hua pasti sedang marah. Kapan semua ini bermula? rasa takut yang justru yang muncul kapanpun Su Su melihat pria yang ada didepannya. Seakan-akan pikiran itu sudah hampir menjadi refleks baginya. kau tak boleh membiarkan dia tahu bahwa kau masih marah terhadapnya, Kau tak boleh menyakitinya. diam-diam Su Su berbicara didalam hatinya sembari berfikir dalam kebingungan.
"Apakah
bulan bersinar terang malam ini?" Su Su bertanya lirih . Dia mencoba untuk tak
gemetar, tetapi suara yang keluar dari bibirnya terdengar gemetar.
“Su
Su, ini siang hari.” Ye Hua berkata tanpa jeda.
Su
Su menggerakkan tangannya kewajahnya sendiri secara refleks untuk mengusap
matanya, tetapi malahan tangannya mengenai sutera putih yang menutupi kedua
matanya. Su Su tiba-tiba teringat : dia sudah tak memiliki mata. Tak peduli seberapa
banyak ia mengusapnya, semua yang bisa dia lihat hanyalah kegelapan. Sebagai
manusia dia tak pernah memahami keadaan langit istana, dan apalagi sekarang
saat dia telah buta.
Ye
Hua membelai wajahnya dalam keheningan dalam waktu yang cukup lama sebelum
akhirnya ia berkata.
"Aku akan segera menikahimu secara resmi disini. Mulai sekarang, aku akan menjadi matamu. Su Su, aku akan menjadi matamu."
"Aku akan segera menikahimu secara resmi disini. Mulai sekarang, aku akan menjadi matamu. Su Su, aku akan menjadi matamu."
Tangan
yang mengusap wajahnya terasa sangat dingin, dan meskipun gesturnya terasa
lembut, namun rasanya justru seperti sebuah pisau menikam tepat di jantungnya. Su Su
tiba-tiba teringat kembali akan mimpi buruk tadi malam dan menjadi sangat
takut, sampai-sampai tubuhnya mulai gemetar dan tiba-tiba ia mendorong Ye Hua untuk menjauh.
"A..a..aku…aku tidak sengaja mendorongmu," Su Su buru-buru menjelaskan, "Kau jangan marah Ye Hua."
"A..a..aku…aku tidak sengaja mendorongmu," Su Su buru-buru menjelaskan, "Kau jangan marah Ye Hua."
Ye
Hua mendekap tangan Su Su, "Su Su, ada masalah apa?".
Tiba-tiba
Su Su merasa seperti ada luka yang menyebar melalui jantungnya seperti tetesan tinta menetes diatas selembar kertas.
"A..aku tiba-tiba mulai merasa sangat lelah," katanya berbohong, giginya saling gemeretak, "Kau lanjutkan pekerjaanmu, aku ingin beristirahat lagi, jangan khawatir tentangku."
"A..aku tiba-tiba mulai merasa sangat lelah," katanya berbohong, giginya saling gemeretak, "Kau lanjutkan pekerjaanmu, aku ingin beristirahat lagi, jangan khawatir tentangku."
Suasana
menjadi semakin hening.
Su
Su benar-benar tak ingin Ye Hua mengkhawatirkannya lagi. Dalam keheningan Su Su
berpikir, jika memang Ye Hua mencintai gadis-lain-itu mengapa dahulu dia mau
menerima permintaan absurd yang ia buat, dahulu…dahulu…dia terus dipenuhi
dengan penyesalan, mengapa dulu ia tak memilih tindakan yang berbeda.
Beberapa saat setelah Ye Hua pergi, dan Nai Nai datang dan kemudian mengunci pintu.
Beberapa saat setelah Ye Hua pergi, dan Nai Nai datang dan kemudian mengunci pintu.
Su
Su duduk sebentar diranjangnya sambil memeluk selimut, ia benar-benar merasa kesepian.
Dia kemudian merebahkan badanya membenamkan diri jauh ke ranjangnya, tiba-tiba
kepalanya dipenuhi dengan gambaran yang
kacau balau: ia melihat Gunung Junji di sebelah timur padang pasir.
Saat aku sudah melahirkan anak ini,
aku akan kembali ke gunung Junji. Itu adalah tempat
dimana aku berasal. Penghancuran cinta akan berakhir ditempat dimana itu
dimulai. Segera ini semua akan berakhir. Dalam kebingungannya ia membuat suatu keputusan besar.
Su Su meletakkan tangannya pada sutera putih yang membalut kedua matanya, tempat dimana
matanya seharunya berada, menahan sakit, suaranya agak sedikit tercekat tetapi
ia tak menangis. Dia jatuh tertidur pulas cukup lama sampai akhrnya Nai Nai datang, pelan-pelan mendorong pintu
dan masuk.
"Yang mulia..yang mulia apakah anda sudah bangun?" Pelayan itu bertanya pelan.
"Yang mulia..yang mulia apakah anda sudah bangun?" Pelayan itu bertanya pelan.
Tenggorokannya
terasa serak untuk berbicara. "Ada apa?" Su Su berkata lirih.
Suara
langkah kaki Nai Nai berhenti, " Yang mulia, Pelayan Su Jin baru saja tiba
membawa pesan, Su Jin mengundangmu untuk minum teh bersamanya."
Kesal,
Su Su menarik selimut untuk menutup wajahnya.
"Katakan padanya aku sedang tidur."
"Katakan padanya aku sedang tidur."
Akhirnya
ketika Su Su sudah bisa lebih berfikiran positif dia berpikir, itu pasti
karena Su Jin merasa bersalah padanya, Su Jin telah menerima matanya;
kebutaannya sekarang ini adalah kesalahan wanita itu. Su Jin lah yang membuat
Ye Hua mengambil kedua matanya.
Orang-orang
itu, Su Su tak ingin lagi bertemu satupun dari mereka, selamanya. Dia bahkan
berharap untuk tak pernah mengenal mereka, dia bukan lagi gadis naif 3 tahun lalu, gadis naif yang dengan bebas kesana-kemari tanpa takut
apapun.
Matahari
turun dibelakang gunung ketika Nai Nai membangunkanya. Pelan-pelan
mendekatinya, Nai Nai menjelaskan bahwa dihalaman depan ada matahari tenggelam yang sangat indah, dan
udara yang bertiup semilir. Ini adalah waktu yang sempurna baginya untuk duduk
bersantai di halaman. Ia sudah tidur sepanjang hari, dan tulangnya mungkin
sudah terasa kaku, sedikit jalan-jalan akan bagus untuknya. Nai
Nai memindahkan sebuah kursi yang terbuat dari batu kehalaman dan bersiap untuk
membantu Su Su keluar, namun Su Su mengangkat tangannya dan menghentikan gadis
pelayan itu. Ia mencoba untuk melakukannya sendiri, meraba-raba meja dan
dinding untuk membantunya berjalan, bergerak langkah demi langkah. Berjalan
sekarang terasa sangat melelahkan, dia tersandung beberapa kali, tetapi ia
dapat merasakan cahaya matahari menyinari dirinya. Dia harus belajar mandiri
sesegera mungkin. Ini sangat penting apalagi jika ia ingin kembalike gunung
Junji dan menjalani kehidupan yang layak.
Ketika
ia sedang duduk di kursi batu menikmati angin yang bertiup, dia merasa
kepalanya terasa pusing lagi, kemudian tiba-tiba ia jatuh tak sadarkan diri,
terbenam kedalam mimpi. Mimpi ini membawanya kembali ke gunung Junji, kembali ke
saat 3 tahun lalu, kembai saat dimana pertama kali ia melihat Ye Hua.
Seorang
pria muda tampan pingsan didepan rumah gubuknya. Pria itu memiliki rambut hitam
dan pakaian yang serba hitam. Ia menggenggam sebuah pedang dan seluruh
tubuhnya mulai dari kepala hingga ujung kaki semua tertutup darah. Su Su
berdiri tertegun untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia berlari dan membawanya
masuk kedalam. Su Su memberinya obat untuk mengobati luka-lukanya dan ajaibnya
lua-luka itu sembuh seketika didepan matanya. Kurang dari dua hari, luka yang
mengancam nyawa telah sepenuhnya sembuh. Pria muda itu terbangun dan diam-diam
melihatnya.
Ketika akhirnya pria itu berbicara, suaranya terdengar sangat tenang dan menyenangkan. Dia berterima kasih kepada Su Su karena telah menyelamatkan hidupnya dan berkata bahwa dia akan membalas kebaikannya. Su su berkata padanya bahwa siapapun yang ada di posisinya akan melakukan hal yang sama, semua yang ia lakukan hanyalah memberikan dua dosis obat herbal. Tetapi pria itu terus memaksa untuk membalasnya. Akhirnya Su Su berkata bahwa ia menginginkan setumpuk emas dan perak, pria muda itu menatap padanya dengan kebingungan. “menyelamatkan hidupku jauh lebih berharga nilainya dibandingkan setumpuk emas dan perak,” kata pria itu. Seumur hidup Ye Hua, ia benar-benar tak pernah menemui penyelamat seputus asa wanita didepannya.
Ketika akhirnya pria itu berbicara, suaranya terdengar sangat tenang dan menyenangkan. Dia berterima kasih kepada Su Su karena telah menyelamatkan hidupnya dan berkata bahwa dia akan membalas kebaikannya. Su su berkata padanya bahwa siapapun yang ada di posisinya akan melakukan hal yang sama, semua yang ia lakukan hanyalah memberikan dua dosis obat herbal. Tetapi pria itu terus memaksa untuk membalasnya. Akhirnya Su Su berkata bahwa ia menginginkan setumpuk emas dan perak, pria muda itu menatap padanya dengan kebingungan. “menyelamatkan hidupku jauh lebih berharga nilainya dibandingkan setumpuk emas dan perak,” kata pria itu. Seumur hidup Ye Hua, ia benar-benar tak pernah menemui penyelamat seputus asa wanita didepannya.
Terus ditekan, dia Su Su berkata, "Mengapa tidak kamu bayar hutang ini dengan dirimu?"
Ye
Hua menatap gadis itu dengan keheranan, dan kemudian permintaan absurd itu lah
yang membawa mereka menjadi kekasih dan kemudian menjadi suami isteri.
Su
Su tak pernah bisa mengingat siapa dirinya, siapa keluarganya dan dari amna ia
berasal, sejauh yang mampu dia ingat,ia telah lama tiggal sendirian di gunung
Junji. Semua yang ia ketahui hanyalah perubahan musim dan mkahluk-makhluk yang
ada digunung : burung-burung, monster, serangga, dan ikan. Ia tak mempunyai
suami, dan bahkan tak mempunyai nama. Pria muda itulah yeng memanggilnya dengan
nama Su su dan berkata padanya bahwa mulai sekarang itu adalah namanya, selama
berhari-hari ia merasa sangat gembira karena akhirnya memiliki sebuah nama.
Kemudian,
nantinya pria muda itu membawanya ke Langit kesembilan, Su Su akhirnya
mengetahui bahwa pria itu adalah cucu dari kaisar langit, sang putra mahkota
kerajaan langit. Ketika itu Ye Hua belum sepenuhnya resmi menjadi pewaris tahta
kerajaan langit.
Tak
ada satupun di langit kesembilan yang mengakuinya sebagai isteri Ye Hua. Ye Hua
pun tak pernah mengatakan pada kaisar langit bahwa dia telah menikahi seorang
manusia yang ia temui di padang pasir timur.
Satu
malam Su Su pergi kekamar Ye Hua untuk membawakannya semangkuk sup daging. Tak
ada satupun penjaga saat itu. Kemudian dia mendengar kepala selir, Su Jin,
berbicara sambil menangis kepada Ye Hua.
"Akui itu, alasan satu-satunya mengapa kau menikahi seorang manusia karena aku menghianatimu dengan menikahi kaisar langit bukan? Tetapi apakah aku punya pilihan? Apakah ada satupun wanita di empat samudra dan delapan padang pasir ini yang dapat menolak kasih sayang kaisar ? Katakan padaku Ye Hua, aku adalah satu-satunya yang kau cintai bukan? Kau memberinya nama Su Su karena itu mengingatkanmu pada namaku, Su Jin, bukankah begitu?”.
"Akui itu, alasan satu-satunya mengapa kau menikahi seorang manusia karena aku menghianatimu dengan menikahi kaisar langit bukan? Tetapi apakah aku punya pilihan? Apakah ada satupun wanita di empat samudra dan delapan padang pasir ini yang dapat menolak kasih sayang kaisar ? Katakan padaku Ye Hua, aku adalah satu-satunya yang kau cintai bukan? Kau memberinya nama Su Su karena itu mengingatkanmu pada namaku, Su Jin, bukankah begitu?”.
Su
Su terbangun tiba-tiba dari mimpinya dengan ketakutan, bajunya basah oleh
keringat dingin. Mimpinya menggambarkan kejadian-kejadian sama persis seperti
apa yang pernah terjadi. Dia berbaring disitu tanpa bergerak selama beberapa
saat sebelum mengangkat tanganya dan mengusap perutnya yang semakin membesar.
Ini sudah hampir 3 tahun sejak ia mengandung anak ini, bayi ini harus segera
lahir.
Kegelapan
malam telah datang, tetapi Nai Nai masih belum datang untuk membantunya bersiap
untuk ketempat tidur. Dia tidak bisa membasuh dirinya sendiri, akhirnya ia
akhirnya terpaksa untuk memanggilnya. Nai Nai datang dengan membawa selimut
bordir yang terlipat rapi.
"Tunggu sebentar yang mulia, yang mulia mungkin masih akan datang untung berkunjung."
Mendengar itu Su Su menahan tawa, sebuah tawa pahit, Ye Hua sudah tak pernah lagi tidur dikamarnya sejak kejadian itu dan mungkin tak akan pernah lagi. Namun bagaimanapun juga Su Su tak peduli. Jika di muncul, mereka hanya akan berbaring disana dalam kebisuan dan mungkin Su Su akan berakhir dengan membuat Ye Hua marah.
"Tunggu sebentar yang mulia, yang mulia mungkin masih akan datang untung berkunjung."
Mendengar itu Su Su menahan tawa, sebuah tawa pahit, Ye Hua sudah tak pernah lagi tidur dikamarnya sejak kejadian itu dan mungkin tak akan pernah lagi. Namun bagaimanapun juga Su Su tak peduli. Jika di muncul, mereka hanya akan berbaring disana dalam kebisuan dan mungkin Su Su akan berakhir dengan membuat Ye Hua marah.
Berada
disini benar-benar membuat Su Su merasa kehidupannya sia-sia. Dia tak pernah
menyadari ini sebelumnya, dulu ia selalu berpikir bahwa Ye Hua akan selalu ada
disana untuk menjaganya, tetapi kejadian itu benar-benar serangan telak baginya,
dan yang lebih menyakitkan adalah ketika orang yang menyakitimu adalah satu-satunya orang yang paling kau
percaya, Su Su mengepalkan tanganya sendiri yang mulai bergetar tak terkontrol, membuatnya
harus mengepalkan tanganya kuat-kuat.
Jika
dulu Ye hua mengatakan padanya bahwa ia sudah mencintai wanita lain ketika mereka
masih di gunung Junji, Su Su tak akan pernah membuat permintaan absurd untuk
menikahi Ye Hua. Su Su bahkan belum jatuh cinta pada Ye Hua saat itu. Dia hanya
merasa sangat kesepian hidup sendirian diantara gunung dan lebatnya hutan
selama bertahun-tahun,ia membutuhkan teman sekaligus pendamping.
Tetapi
saat itu Ye Hua tak berkata apapun saat mendengar permintaan absurdnya, dia langsung menyetujuinya, dia membuat upacara pernikahan kecil
sebagaimana mestinya dan kemudian membawanya ke langit kesembilan.
Itu
adalah saat dimana segala sesuatu mulai terasa suram. Segalanya tak lagi
semudah seperti saat hanya mereka berdua di gunung Junji. Dia terus menerus
terjebak diantara gosip dan tatapan sinis para immortal itu. Namun Su Su mencoba untuk selalu berpikiran positif, dan mengabaikan semua rumor.
bagaimanapun , Su Su terus berkata pada dirinya sendiri, dia adalah
satu-satunya wanita yang dinikahi Ye Hua, mereka sudah bersujud membuat sumpah
pada langit dan bumi. Dia sekarang mengandung anaknya dan satu-satunya yang dia
harapkan adalah satu hari nanti cintanya kepada Ye Hua akan dapat bersemi.
Bagi
Su Su, Ye Yua adalah sosok yang sangat lembut kepadanya, bahkan jika Ye Hua
benar-benar tak mencintainya, dia akan sebisa mungkin membuat dirinya nyaman.
Tetapi kemudian sebuah insiden terjadi, dan harga mahal yang harus ia bayar,
kehilangan kedua matanya, kehilangan pengelihatanya.
Saat
itu cuaca sangat cerah, angin bertiup semilir, ketika Su Jin mengundangnya ke
kolam permata untuk mengagumi bunga-bunga, dia berfikir itu hanyalah pelesir
sekelompok wanita istana dan dengan bodohnya ia langsung menerima ajakan itu.
Su Su tiba di kolam permata dan kemudian ia baru mengetahui bahwa disana hanya
ada mereka berdua dirinya dan Su Jin.
Su
jin menyuruh semua pelayannya pergi dan kemudian mengajaknya ke platform Zu Xian
(teras hukuman) yang terselubungi debu.
Su
jin berdiri terpaku di teras itu dan tertawa dingin.
"apakah kamu tahu bahwa kaisar langit akan meresmikan Ye Hua sebagai putera mahkota pewaris tahta kerajaan langit? dan dalam waktu yang bersamaan kaisar juga akan memberikanku kepada Ye Hua sebagai isterinya.”
"apakah kamu tahu bahwa kaisar langit akan meresmikan Ye Hua sebagai putera mahkota pewaris tahta kerajaan langit? dan dalam waktu yang bersamaan kaisar juga akan memberikanku kepada Ye Hua sebagai isterinya.”
Su
Su tak pernah mengerti aturan dan permainan para immortal, ia merasa darahnya
tersentak diantara dada dan perutnya, tapi ia tak yakin itu karena rasa marah
atau bingung.
Sang
selir berdiri disana dan dengan pelan tertawa lagi, ”Ye Hua dan aku saling
mencintai, langit kesembilan bukanlah tempat untuk manusia sepertimu. Saat kau
sudah melahirkan bayimu kau seharusnya melompat turun dari teras Zhu Xian ini
dan kembali ketempat asalmu.”
Su
Su tak tahu jika ia melompat dari teras ini apakah ia benar benar dapat kembali
ke gunung junji, dan dia belum berpikir untuk turun panggung dan menyerah.
"apakah
Ye Hua ingin aku kembali?" Su Su bertanya dalam kebingungan, "Aku isterinya,
aku seharusnya berada dimana ia juga berada."
Ketika
Su Su kembali mengingat-ingat percakapan itu, dia menyadari betapa banyak
kenaifan dan kebodohan dirinya yang ia perlihatkan kepada Su Jin. Dahulu
pikiran penuh harapnya terus berpikir bahwa Ye Hua masih mencintainya meskipun
hanya sedikit, setidaknya cukup untuk terus bersama dimasa depan, selama Ye Hua
masih mencintainya meski hanya sedikit ,Su Su masih dapat mampu untuk bertahan
disisinya.
Su
Jin tiba-tiba mencengkram tangan Su Su, dia menariknya ke tepi teras dan
berusaha mendorong Su Su, menindih wajahnya ke tepian platform. Karena panik,
tangan Su Su meraih tiang kayu yang ada di sekitar patform dan berpegangan erat-erat, dan akhirnya malah Su Jin
jatuh dan nyaris terperosok kedalam lubang platform.
Sebelum Su Su menyadari apa yang sebenarnya terjadi, seseorang pria berbaju hitam datang dan membantu Su Jin berdiri. Pria itu Ye Hua.
Ye Hua berdiri sembari menggendong Su Jin, melihat dengan tatapan dingin kearah Su Su, bagaikan monster berbulu muncul diantara mata gelapnya.
Sebelum Su Su menyadari apa yang sebenarnya terjadi, seseorang pria berbaju hitam datang dan membantu Su Jin berdiri. Pria itu Ye Hua.
Ye Hua berdiri sembari menggendong Su Jin, melihat dengan tatapan dingin kearah Su Su, bagaikan monster berbulu muncul diantara mata gelapnya.
"jangan
salahkan Su Su," Su Jin berkata sambil bernapas lemah, "Aku yakin, dia tidak
sengaja mendorongku. Dia hanya….hanya mendengar tentang kaisar langit yang akan
menjadikanku isterimu dan dia bereaksi spontan.”
Su
Su membuka matanya lebar-lebar karena tak percaya, dia benar-benar tak
melakukan kesalahan apapun.
"itu
bukan aku, bukan aku ! percayalah padaku Ye Hua, kau harus percaya
padaku..”
Lagi dan lagi dia mencoba untuk menjelaskan padanya, terdengar panik dan seakan sedang memutar balikkan fakta, benar-benar seperti orang bodoh yang menyedihkan.
Lagi dan lagi dia mencoba untuk menjelaskan padanya, terdengar panik dan seakan sedang memutar balikkan fakta, benar-benar seperti orang bodoh yang menyedihkan.
Ye
Hua mengangkat tanganya untuk membuatnya diam, ”cukup !” dia membentak dengan
suara yang dalam. "Aku tahu apa yang aku lihat."
Ye Hua tak mau mendengarkannya. Dia tak mempercayainya. Ia menggendong Su Jin , alisnya menyatu, dan matanya sedingin es, dia buru buru menuruni platform Zhu Xin, meninggalkan Su Su sendirian disana.
Su
Su tak sadar bagaimana dia berjalan dalam kebingungan dan kembali ke kamarnya, semua yang dia ingat adalah api
kemarahan yang baru saja ia lihat dimata Ye Hua.
Tak lama setelah malam datang, Ye Hua kembali kekamarnya ia dan berdiri dibelakangnya, terlihat muram.
Tak lama setelah malam datang, Ye Hua kembali kekamarnya ia dan berdiri dibelakangnya, terlihat muram.
"Energi
iblis dibawah platform Zhu Xian menyebabkan kerusakan serius pada mata Su Jin.
Su Su, dan sebagai gantinya kau harus membayar apa yang telah kau lakukan," dia
berhenti sejenak, "Tetapi jangan takut, aku akan menikahimu, mulai sekarang aku
akan menjadi matamu," Setelah berhenti lagi ia mengulangi, "Jangan takut, mulai
sekarang aku akan menjadi matamu.”
Ye
Hua sebelumnya tak pernah berkata akan menikahinya secara resmi di langit kesembilan
ini, Su Su merasakan kedinginan di dalam hatinya, kemarahan dan ketakutan
bercampur aduk menjadi satu, dia tak pernah membayangkan dirinya akan
kehilangan kontrol seperti itu, menggenggam tanganya dan kemudian dengan
histeris berkata, "kenapa kau menginginkan mataku? dia melompat karena
keinginanya sendiri. Ini bukan kesalahanku, kenapa kau tidak mempercayaiku?"
Mata
Ye Hua Nampak dipenuhi kepahitan."Para iblis bergelantungan dibawah platform,
apakah kau pikir Su Jin benar-banar mau melompat atas kemauanya sendiri?," dia menatap sinis.
"Su Su, kau menjadi semakin keterlaluan dari hari ke hari."
Su
Su menatap Ye Hua dalam-dalam dengan kebingungan, matanya berubah seperti
membeku, Ye Hua adalah segalanya dan satu-satunya yang ia miliki di langit
kesembilan ini. Sejak mengandung anaknya dia selalu membayangkan bahwa satu hari
nanti, dia dapat berdiri bersama dengan Ye Hua, menggenggam tangan anak mereka bersama-sama
sambil melihat lautan yang dipayungi awan dan disinari ribuan cahaya matahari.
Ye Hua tak mngerti betapa pentingnya mata ini untuk Su Su, ini sangat penting
baginya.
Ye
Hua mengambil matanya.
Nai
Nai menghabiskan waktu selama tiga hari untuk terus menjaganya, beberapa hari
kemudian Su Jin datang dan berdiri dibelakangnya, "Kau akan senang mendengar
bahwa aku telah menggunakan matamu dengan baik." dia berkata sambil tertawa.
Semuanya
menjadi jelas, ini adaah niat Su Jin sejak awal. Su Su bukanlah apa-apa baginya
melainkan hanya orang lewat yang terseret diantara kisah cinta mereka berdua.
Seiring berjalanya waktu, Su Su mulai semakin terbiasa dengan kebutaannya, dia sudah tak merasa bingung lagi membedakan antara siang dan malam, dia juga belajar untuk mempertajam pendengarannya, mendengarkan suara-suara yang mampu membantunya membedakan waktu.
Seiring berjalanya waktu, Su Su mulai semakin terbiasa dengan kebutaannya, dia sudah tak merasa bingung lagi membedakan antara siang dan malam, dia juga belajar untuk mempertajam pendengarannya, mendengarkan suara-suara yang mampu membantunya membedakan waktu.
Su
Su baru saja menyelesaikan makan siangnya ketika Nai Nai buru buru
menghampirinya, "Yang mulia.. yang mulia," dia memanggil sambil kehabisan
napas. "Kaisar langit baru saja memberikan dekrit kerajaan, di-di-dia yang mulia pangeran Ye Hua.”
Su
Su tertawa kecil, Ye Hua sudah resmi menjadi calon penerus tahta kerajaan
langit beberapa saat yang lalu. Ini hanya masalah waktu sebelum berita ini
tersebar.
Tetapi Su Jin tak akan menjadi satu-satunya calon isteri Ye Hua, baru- baru ini Su Su mendengar bahwa kaisar langit sudah sejak lama membuat sebuah perjanjian dengan raja dari suku Qingqiu, bahwa siapapun yang akan mewarisi tahtanya harus menikahi anak perempuan Bai Zhi, Bai Qian.
Meski Ye Hua tak pernah berkata apapun padanya tentang hal ini, namun Su Su bisa mengetahuinya jika dia ingin, dia tak sebodoh dan seputus asa seperti yang mereka pikir.
Tetapi Su Jin tak akan menjadi satu-satunya calon isteri Ye Hua, baru- baru ini Su Su mendengar bahwa kaisar langit sudah sejak lama membuat sebuah perjanjian dengan raja dari suku Qingqiu, bahwa siapapun yang akan mewarisi tahtanya harus menikahi anak perempuan Bai Zhi, Bai Qian.
Meski Ye Hua tak pernah berkata apapun padanya tentang hal ini, namun Su Su bisa mengetahuinya jika dia ingin, dia tak sebodoh dan seputus asa seperti yang mereka pikir.
Dia
berpikir bahwa dia tak seharusnya terjerat dengan dunia para immortal ini,
kemudian tiba-tiba ia merasakan rasa sakit yang amat sangat diperutnya.
"Yang
mulia ada sesuatu yang tidak beres?" Nai Nai menangis keras lagi dan lagi.
Su
Su meletakkan tanganya diperutnya dan terbata-bata mencoba berbicara, "aku
pi-pi pikir aku mung-kin akan segera melahirkan ,"
Su Su pingsan selama proses melahirkan, tetapi rasa sakit membuatya kembali tersadar.
Dulu, ketika matanya diambil dan diberikan kepada Su Jin, ia mendengar bahwa Ye Hua selalu
berada disamping Su Jin sepanjang malam, Sementara itu ketika dia akan
melahirkan anak mereka, dia hanya memiiki Nai Nai disampingnya. Rasa sakit yang
luar biasa benar benar membuat nya lemah. Tetapi dia menahan dirinya untuk
tidak memanggil nama Ye Hua, dia akan berusaha melewati ini sendiri dia sudah cukup merasa marah, dia tak ingi menambahkan
luka lagi.
"Yang
mulia, tolong lepaskan tanganku," Nai Nai memohon sambil bercucuran air mata. "Aku
akan pergi memanggil yang mulia putra mahkota".
Su
Su sangat merasa sakit sampai dia tak mampu berbicara, yang bisa ia lakukan
hanyalah menggumam, ”Tinggalah denganku sedikit lebih lama Nai Nai, hanya
sebentar saja.”
Nai
Nai menangis lebih keras, akhirnya bayi itu lahir, seorang bayi laki-laki.
Dia
tak tahu kapan Ye Hu datang, tetapi ketika dia bangun dia merasakan tanganYe Hua
berada di sekitanya. Tangannya masih sedingin es, Su Su menarik tangannya dan
bahkan bila ia ingin menggenggamnya itu hanya akan membuatnya menggigil.
Ye
Hua menggendong bayinya dan berkata, "Usap wajah kecilnya Su Su, Kamu akan
merasakan betapa miripnya ia denganmu."
Su
Su tak bergerak. Dia sudah mengandung bayi ini selama tiga tahun, dia sudah
menemani bayi itu siang dan malam, tak terhitung jumlahnya, dan tentu saja dia
mencintai putranya tetapi dia tak dapat membawanya kembali ke gunung Junji
bersama dengannya. Dia sudah memutuskan untuk meninggalkannya, dia tak ingin
menyentuh ataupun memeluknya .
Ye
Hua duduk diampingnya untuk waktu yang lama. Su Su tak mengatakan sepatah katapun
bahkan ketika bayi itu rewel dan menangis. Segera setelah Ye Hua pergi Su Su
memanggil Nai Nai. Dia berkata kepada pelayan itu bahwa ia telah memberikan
nama untuk si bayi, A Li. Su Su membuat Nai Nai berjanji untuk selalu menjaga A
Li, benar-benar tanpa rasa curiga Nai Nai menyetujuinya.
Ye
Hua datang mengunjungi Su Su setiap hari, dia memang tak pernah banyak bicara,
dimasa lalu, Su Su lah yang selalu banyak berbicara, tetapi sekarang sudah
tidak lagi. Sebagian besar waktu yang ada mereka gunakan untuk duduk dalam kebisuan.
Beruntungnya hal itu tak pernah membuat Ye Hua marah. Ye Hua benar-benar mengerti
betapa rapuhnya Su Su setelah melahirkan, selama keheningan ini, Su Su
kadang-kadang mengingat kembali hal terakhir yang dia lihat sebelum dia
kehilangan matanya, mata Ye Hua yang penuh dengan kedinginan. Kapanpun ia
mengingat gambaran itu dia akan secara reflek gemetar.
Ye
Hua tak pernah mengatakan sepatah katapun tentang pernikahanya dengan Su Jin yang
akan segera dilaksanakan, begitu juga dengan Nai Nai.
Butuh
waktu tiga bulan sebelum akhirnya Su Su sepenuhnya sembuh pasca melahirkan. Ye Hua
membawakannya sebaris kain yang berbeda-beda dan memintanya untuk memilih mana
yang paling ia sukai. Ye Hua ingin membuatkan Su Su sebuah gaun pengantin.
"Aku
sudah pernah menjelaskan Su Su, bahwa aku ingin
menikahimu secara resmi disini.”
Menurut
Su Su hal itu sangat aneh, Ye Hua ingin menikahinya setelah dia sendirilah yang telah
mengambil matanya darinya.
Baginya,
Ye Hua melakukan semua ini karena ia merasa bersalah terhadapnya, dia adalah manusia
tanpa mata. Dan jika meskipun bagi Ye Hua dirinya wanita tercela dan kebutaannya
merupakan akibat perbuatanya sendiri, namun Ye Hua mungkin berpikir bahwa dirinya membutuhkan belas kasihan. Dia
dapat memiliki selir sebanyak yang ia mau, dan memberikannya status sebagai
seorang istri tak berarti apa-apa, itulah yang saat ini Su Su pikirkan.
Dia
tahu dia harus pergi, tak ada alasan baginya untuk tetap tinggal dilangit
kesembilan.
Na
Nai keluar menemannya berjalan-jalan, mereka berdua mengulang-ulang rute dari
istana Xiwu ke platform Zhu Xian, Nai Nai merasa ada yang aneh, tetapi Su Su
menjelaskan kepada gadis pelayannya itu bahwa ia ingin menikmati bau bunga lotus
yang ada di sepanjang jalan.
Dalam
waktu sekitar dua minggu, ia sudah belajar untuk bergantung pada inderanya,
mengarahkan sendiri jalan diantara istana Xiwu ke platform Zhu Xian, membohongi
Nai Nai bukanlah hal yang terlalu sulit.
Berdiri
di depan platform Zu Xian , Su Su tiba-tiba merasakan tubuhnya seringan angin.
A-Li sedang bersama Nai Nai, jadi Su Su tak perlu khawatir tentangnya. Berdiri
di platform yang tinggi ini , dikeliling oleh awan dan debu yang tak terbatas,
ia tiba-tiba terpikir untuk kembali menjelaskan pada Ye Hua untuk terakhir
kalinya bahwa dia tidak pernah mendorong Su Jin, bahwa ia bukanlah yang
seharusnya membayar hutang kesalahan pada wanita itu, melainkan mereka lah yang
berhutang padanya. Mereka berhutang sepasang mata, sebuah ketentraman dan masa
depan.
Saat
mereka berdua masih tnggal di gunung Junji, Ye Hua pernah memberinya sebuah
cermin perunggu yang sangat indah. Saat
itu Ye Hua akan melakukan perjalanan ke tempat yang sangat jauh untuk
menyelesaikan suatu urusan, khawatir nantinya Su Su akan kesepian, ia menarik
keluar sebuah harta karun ini dari dalam lengan bajunya dan berkata bahwa tak
peduli dianapun ia berada, yang harus Su Su lakukan adalah memanggil namanya
melalui cermin itu dan Ye Hua akan bisa mendengarnya kapanpun dan dimanapun,
dan saat ia sedang tidak sibuk nantinya dia akan berbicara kepadanya melalui
cermin perunggu itu.
Su
Su tak mengerti mengapa dia masih membawa-bawa benda itu kemanapun ia pergi,
mungkin karena itu adalah hadiah satu-satunya yang pernahYe Hua berikan
kepadanya.
Su
Su mengeluarkan cermin itu, sudah lama sekali sejak ia memanggl namanya, dan
itu terasa agak aneh, "Ye Hua," dia berkata.
Ada
jeda yang lama sebelum Su Su mendengar suara Ye Hua, "Su Su?"
Su
Su membisu sesaat sebelum akhirnya berkata, "aku akan kembali ke gunung Junji.
Jangan datang mencariku. Aku akan baik baik saja seorang diri, jagalah A-Li
untukku, dulu aku terbiasa bermimpi bahwa suatu hari nanti aku dapat menggenggam
tangannya dan melihat bintang-bintang diangit bersamanya, melihat bulan, awan,
sinar matahari, dan menceritakan kepadanya cerita bagaimana dulu kita bertemu
di gunung Junji."
"Semuanya itu tak akan pernah bisa terjadi sekarang," dia berhenti sejenak kemudian melanjutkan, "Jangan katakan padanya bahwa ibunya hanyalah seorang manusia, kalau tidak para immortal di kerajaan langit semua akan merendahkannya."
"Semuanya itu tak akan pernah bisa terjadi sekarang," dia berhenti sejenak kemudian melanjutkan, "Jangan katakan padanya bahwa ibunya hanyalah seorang manusia, kalau tidak para immortal di kerajaan langit semua akan merendahkannya."
Ini
adalah sebuah ucapan perpisahan yang sangat biasa, tetapi tiba-tiba air mata
mengalir begitu deras, darimana datangnya air mata ini?
"Dimana
kau sekarang?" Ye Hua bertanya, suaranya terdengar panik.
"Platform
Zhu Xian," Su Su berkata dengan tenang.
"Su Jin berkata padaku bahwa jika aku melompat dari sini, aku bisa kembal ke gunung Junji. Aku sudah terbiasa dengan keadaan mataku sekarang, Gunung Junji adalah rumahku, dan aku sudah sangat akrab dengan sekitarnya. Aku bisa hidup disana sendiri, itu tak akan sulit, kau tak perlu khawatir," Dia berhenti sebentar sebelum akhirnya berkata, "dahulu aku seharusnya tidak menyelamatkanmu, jka aku bisa kembali ke masa lalu, Ye Hua , aku tidak seharusnya menyelamatkanmu."
"Su Jin berkata padaku bahwa jika aku melompat dari sini, aku bisa kembal ke gunung Junji. Aku sudah terbiasa dengan keadaan mataku sekarang, Gunung Junji adalah rumahku, dan aku sudah sangat akrab dengan sekitarnya. Aku bisa hidup disana sendiri, itu tak akan sulit, kau tak perlu khawatir," Dia berhenti sebentar sebelum akhirnya berkata, "dahulu aku seharusnya tidak menyelamatkanmu, jka aku bisa kembali ke masa lalu, Ye Hua , aku tidak seharusnya menyelamatkanmu."
“Su
Su”, Ye Hua menyela. "Tetaplah disitu, jangan bergerak, aku akan segera
kesana."
Pada
akhirnya, Su Su tak jadi menyampaikan pembelaannya, dia tak jadi menjelaskan
bahwa dia tak pernah mendorong Su Jin. Mereka tak akan bertemu lagi di
kehidupan ini. Benar dan salah, baik dan buruk sudah tak penting lagi baginya.
"Ye
Hua, aku melepaskanmu pergi," dia berkata lirih.
”Kamu juga harus melepaskanku pergi. Kita tak berhutang apapun satu sama lain.”
”Kamu juga harus melepaskanku pergi. Kita tak berhutang apapun satu sama lain.”
Cermin
itu jatuh dari tangannya menimbulkan suara gemerincing, menenggelamkan suara
teriakan Ye Hua.
"Su Su tetaplah disitu!, kau tak boleh melompat…!”
"Su Su tetaplah disitu!, kau tak boleh melompat…!”
Su
Su berbalik dan melompat dari platform. Wanita itu menghilang bersama dengan
angin yang bertiup. Aku tak meminta
apapun darimu Ye Hua.Ini adalah jalan yang seharusnya.
Su
Su tak tahu bahwa platform Zhu Xian adalah platform hukuman yang hanya berarti
untuk seorang immortal, dan jika yang melompat adalah manusia mereka hanya akan
jatuh bebas ke bawah seperti debu berterbangan.
Su
Su juga tak tahu bahwa sesungguhnya dirinya adalah seorang Immortal....Bai Qian
----------PROLOG
END---------
Related Post
Sedihhh bacanya...jadi pengen liat dramanya asap min....makasi ya
BalasHapuswajib nonton, dramanya gak kalah keren dari prolognya hehe
Hapusdarimana dapat bukunya?
BalasHapusmimin jg baru baca prolog versi eng dr amazon kindle, blm pernah full baca novelnya :D
Hapussaya udah selesai nonton dramanya. keren....
BalasHapusbikin baper.
yang paling saya suka kesetiaan Ye Hua yg tak pernah berujung.dia rela melakukan segalanya, menerima hukuman dan mati demi Bai Qian /Su Su
karakter ye Hua memang T.O.P bgt hohoho
HapusKira - kira terjemahan indonesianya udah ada apa blum ya ni novel... pingi beli
BalasHapuswah stauku kalo versi Indonesianya spertinya blum ada
HapusMudah2an segera di terbitkan.. suka banget ma ni cerita. Versi Drama dan film sma2 keren...
Hapusdrama ny keren bnget..recommended
BalasHapusbener banget :D
HapusThe King of Dealer | Poker Guides, Forums, Tournaments
BalasHapus› poker › 카지노 사이트 poker The King of Dealer, poker, b. Poker, poker, Poker, poker! The King of kirill-kondrashin Dealer and b. Poker,. Poker, poker, poker