Title : Lang Ya Bang
Original
Writer : Hai Yan
English
Ver : apurpleblob
Jinling, Ibukota kerajaan kekaisaran agung Liang
Disana, setiap objek yang ada mencerminkan
keanggunan kerajaan, bahkan gerbang kota terlihat benar-benar kokoh dan
mengagumkan. Berada di antara arus manusia yang keluar masuk kota, terdapat sebuah
kereta kuda dengan atap berwarna biru yang tak biasa. berjalan inci demi inci
kedepan, sebelum akhirnya berhenti beberapa langkah kaki sebelum gerbang ibu
kota.
Seorang pria tampan berpakaian putih mengangkat
korden yang menutupi kereta dan melompat turun. Dia berjalan beberapa langkah,
kemudian mengangkat kepalanya dan melihat tulisan “Jinling” diatas gerbang.
Dua pria yang mengendarai kuda didepan kereta tadi
merasakan ada sesuatu yang aneh. Mereka menoleh kebelakang, kemudian memutar
balik kuda mereka dengan bersamaan . Dua pemuda itu berpakaian seperti
bangsawan, dan nampak seumuran. Pria muda itu memanggil, “Tuan Su, ada apa?”
Mei Changsu tidak menjawab, Ia terdiam, menatap
kearah atas gerbang kota. Angin yang bertiup meniup rambut gelapnya dan beberap
helai turun menutupi wajah pucatnya. Ia nampak kesepian, seakan-akan sedang
memikul beban penderitaan hidup yang amat berat.
"Apakah kau lelah Tuan Su?” Salah satu
pengendara didepan tadi memperhatikan rautnya dan bertanya kepadanya dengan
kepedulian. “Kita hampir sampai. Kau akan bisa beristirahat dengan baik hari
ini.”
“Jingrui, Xie Bi.” Sebuah senyuan terpancar dari
bibir pucat Mei Changsu. ”Aku ingin berdiri di sini sedikit lebih
lama…..Bertahun-tahun sudah berlalu, tapi Jinling belum banyak berubah. Aku
menebak pasti istana masih tetap semegah dahulu, sama seperti gerbang ini…”
Sedikit terkejut, Xiao Jingrui bertanya, “Jadi…kau
sudah pernah ke Jinling sebelumnya?”
“Lima belas tahun lalu. Aku di bawah bimbingan Tuan
Li Chong dari Jinling. Aku belum pernah kembali lagi sejak ia di pecat dan
meninggalkan ibu kota.” Mei Changsu mengela napas samar-samar dan menutup mata,
seperti sedang mencoba menghapus kesedihan. “kenangan bersama guruku membuatku
meratapi masa lalu. Seperti asap. Seperti debu. bereka sudah terpecah-pecah,
tak akan kembali lagi.”
Xiao Jingrui dan Xie Bi menatapnya dengan seksama
saat ia menyebutkan Konfusius besar Tuan Li.
Li Cong adalah seorang Guru kerajaan yang sangat
terkenal dengan pengetahuannya yang luas, ia mengajari putra-putra kerajaan
berdasarkan titah kaisar, dan masih tetap memberikan pelajaran di luar istana.
Baik kaya maupun miskin menghadiri pelajarannya tanpa membedakan, dan nama
baiknya tak ada banding. Sayangnya, pada satu hari ia membuat marah kaisar
karena sebuah alasan yang tak diketahui, dan diturunkan dari guru kerajaan
menjadi rakyat biasa. ia meninggalkan ibu kota dengan rasa marah dan meninggal
dengan merana, meninggalkan rasa sakit di hati banyak anak didiknya. Sepanjang
perjalanan mereka ke Jinling, Xiao Jingrui dan Xie Bi keduanya berpikir bahwa
Tuan Su adalah seorang intelek yang luar biasa, dan menduga bahwa sumber
pengetahuannya berasal daris eorang guru besar.
“Tuan Li pastinya tak ingin kau menyakiti tubuhmu
karena kesedihan.” Xiao Jingrui diam-diam mencoba menenangkan Mei Changsu.
“Tubuhmu sedang tak sehat. Tujuan kami mengundangmu ke Jinling adalah agar kau
bisa bersnatai dan memulihkan diri. Kami sebagai teman akan merasa buruk jika
membuatmu terlarut dalam kesedihan.”
Mei Changsu masih terdiam. Kemudian ia perlahan
membuka matanya dan berkata, “Jangan khawatir. Sejak aku tiba di sini, sudah
sewajarnya aku memberikan hormatku kepada almarhum guruku, tak ada alasan untuk
terpuruk dalam kesedihan, aku baik-baik saja. Ayo kita masuk.”
Hampir senja, Pasar siang sudah tutup dan pasar
malam masih belum buka. Setelah melewati jalanan yang sunyi, tiga orang itu
segera tiba disebuah bangunan megah. DI atasnya tergantung tanda, “kediaman
Marquis Ning.”
“Oh! Cepat beritahu semua orang. Tuan muda pertama
dan tuan muda kedua sudah kembali!” Waktu hampir malam saat para pelayan sibuk
menyalakan lampion di sekeliling kediaman itu. Seorang pelayan menyadari
kedatangan mereka dan berseru, kemudian buru-buru kedepan menyapa tuannya.
Tiga pemuda itu memasuki bangunan melalui gerbang
utama. Sebuah mural besar terampang di depan mata, dengan tulisan “Pelindung
dan Pilar Kekaisaran” ditulis dengan menggunakan kuas Kaisar.
“Paman Qin, dimana Ayah dan Ibu?”tanya Xiao Jingrui
kepada pelayan tua yang tadi buru-buru keluar.
“Marquis ada di ruang belajarnya, Nyonya sedang
berdoa kepada Budha hari ini dan akan beristirahat di Kediaman Putri.”
“Lalu bagaimana dengan Papa dan mamaku?
Kakak-kakakku?”
“Tuan dan Nyonya Zhuo sudah kembali kerumah, Tuan
Muda Zhuo dan nona muda menemani mereka.”
Mei Changsu tak bisa menahan tawanya mendengarkan
percakapan itu.”Kacau sekali! Ada Ayah dan Ibu lalu ada Papa dan Mama. Selain
itu kau juga tak menggunakan nama depan keluargamuseperti saudara-saudaramu.
orang yang tidak tahu pasti akan merasa bingung mendengarkan percakapan ini.”
“Mereka pasti akan bingung jika tidak tahu, tetapi
latar belakang Jingrui benar-benar melegenda, pasti hanya beberapa orang yang
belum mengetahuinya.”
Xie Bi, di mana tata kramamu? memanggilku dengan
namaku begitu saja.” Xiao Jingrui memasang wajah galak, dan ketiga orang itu
lantas tertawa bersamaan.
Tetapi mengenai candaan itu, Xie Bi memang benar.
Latar belakang di balik kelahiran Xiao Jingrui memang benar-benar aneh, dan
melibatkan dua keluarga bangsawan terkemuka yaitu Marquis ing dan kelompok bela
diri terkenal Heaven’s Spring. Pasti tak ada manusia yang belum mendengar
kisahnya.
Dua puluh tahun lalu, Marquis Ning , Xie Yu pergi
meninggalkan ibu kota untuk berperang melawan Kekaisaran Xia Selatan dan saat
itu istrinya, Putri Liyang yang tak lain merupakan adik kaisar sedang mengandung. Di tahun yang sama
Ketua dari kelompok Bela diri yang sangat terkenal Heaven’sSpring, Zhuo Dingfeng mempercayakan istrinya
yang sedang mengandung kepada seorang teman di Jinling saat ia pergi untuk
bertempur dengan sekte demonik. Tentu sajahidup tak selalu berjalan sesuai yang
diinginkan. Sebuah penyakit tiba-tiba merebak di ibu kota dan para bangsawan
segera di evakuasi ke kuil-kuil terdekat untuk mengungsi. Secara
kebetulan, dua nyonya dari keluarga Xie dan Heaven’s Spring berakhir tinggal
terpisah di halaman yang masih satu kuil.
Dua wanita tersebut dengan cepat menjadi akrab di
gunung yang sunyi itu, persahabatan terbentuk, dan mereka sering bertemu satu
sama lain. Suatu hari, saat dua nyonya itu sedang mengobrol tentang permainan
Go, mereka sama-sama merasakan bahwa akan segera melahirkan. Saat itu angin
bertiup kencang dan petir menggelegar, para pelayan terus sibuk hingga tengah
malam, sebelum akhirnya terdengar suara tangisan bayi, dua bayi laki-laki lahir
diwaktu yang hampir bersamaan.
Di tengah-tengah tawa dan kebahagiaan, tabib yang
memmbantu kelahiran dua tuan muda berharga itu membawa kedua bayi untuk
dimandikan di ruangan lain.
Saat itu, sebuah kecelakaan terjadi.
Sebuah pohon kuno yang ada di kuil disambar petir,
sebatang dahan patah dan jatuh menimpa ruangan kelahiran. Dalam sekejap mata,
keramik berserakan, iang berguncang dan jendela patah. Angin kuat berhembus
masuk kedalam ruangan, mematikan semua lilin. Para pelayan berusaha memindahkan
nyonya mereka ketempat aman ditengah-tengah teriakan dan kekacauan. Tabib yang
terjatuh ke tanah dan ketakutan dengan cepat menggendong dua bayi dari bak kayu
dan berlari keluar.
Syukurnya, tak ada satupun yang terluka. Setiap
orang dipindahkan ke ruangan lain. Dua ibu itu menghela napas lega. Sebelum
akhirnya mereka menyadari bahwa terjadi masalah besar.
Dua bayi tadi digendong telanjang dan dalam keadaan
gelap. Kulit keduanya menjadi sama-sama mengerut, keduanya sama-sama menangis
kencang, keduanya memiliki berat dan ciri yang sama. Lalu yang mana bayi milik
Marquis dan mana bayi milik keluarga Zhou?
DI hari kedua, masalah menjadi semakin besar, salah
satu bayi meninggal.
Nyonya Xie adalah seorang putri, tentu saja kasus
ini sampai ke telinga kaisar, yang kemudian memerintahkan kedua kelaurga untuk
membawa bayi laki-laki itu ke istana. Awalnya ia meminta Tabib kerajaan untuk
mengenali bayi itu lewat darah, namun sayangnya darah bayi itu sama-sama
menyatu dengan darah dari kedua keluarga, tanpa ada perbedaan lain yang bisa
diamati. kaisar kemudian mengamati wajah dari kedua orang tua itu, dan
menyadari situasi ini akan sulit untuk diselesaikan.
********************************
youridewww note:
Akhirnya selesai juga chapter pertama dari project
translate novel Lang Ya Bang ini, semoga semangat dan mood untuk mentranslate
novel ini terus on fire yah, selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak
kalian ya ^_^