Film The crucible
menceritakan tentang Kang In-Ho (Gong Yoo) adalah seorang guru baru yang
mengajar seni di sebuah sekolah dasar
untuk anak-anak tuna rungu kota Mujin. Dihari pertama mengajar ia benar-benar
merasa excited karena akhirnya setelah sekian lama ia bisa memperoleh sebuah
pekerjaan yang cukup menjanjikan. Namun kemuadian perlahan ia merasakan
keanehan pada murid-muridnya, mereka terlihat ketakutan dan cenderung untuk
menjaga jarak, tak jarang juga ia menemukan guru disekolah itu melakukan
kekerasan fisik kepada para siswanya dan anehnya hal tersebut dianggap biasa
saja. Perlahan demi perlahan In-hoo bersama dengan Seo Yoo Jin (Jung Yoo Mi)
menemukan sebuah kenyataan yang mengerikan. Beberapa siswa disekolah tuna rungu
itu mengalami pelecehan seksual pelakunya adaah beberapa guru di sekolah
tersebut.
Mengetahui kenyataan
tersebut In-Ho dan Yoo jin melakukan berbagai cara untuk mengungkapkan kasus
tersebut mulai dari reporter hingga ke pengadilan. Namun semuanya tidak
berjalan mulus, hal ini dikarenakan sang kepala sekolah yang merupakan salah
satu pelaku merupakan orang terpandang dikotanya,
selain itu ia adalah seorang penganut agama yang taat dan sangat disegani oleh
masyarakat, sehingga ketika kasus itu mencuat banyak orang yang membelanya dan
tidak percaya terhadap tuduhan yang ada dan malah membelanya. Walaupun kasus tersebut berhasil di
bawa ke Pengadilan, para saksi memberikan keterangan yang meringankan tersangka,
begitu juga dengan keluarga korban memilih berdamai karena mereka semua orang
miskin dan lebih memilih diberi imbalan uang sebagai penggantinya. Proses
peradilan kasus tersebut selesai dengan para terdakwa dijatuhi hukuman yang
sangat ringan.
meskipun adegan-adegan
kekerasan tidak sepenuhnya ditampilkan secara detail tapi tetap saja hmmm gimana yaa...cukup
membuatku miris, apalagi bila ingat bahwa kisah tersebut terinspirasi dari
kisah nyata. Menurutku film ini bukanlah film biasa, setelah selesai
menontonnya aku mulai searching-searching tentang drama ini dan sebuah fakta
yang membuatku benar-benar terpukau.
Diadaptasi dari sebuah
novel berjudul Dogani karangan Gong Ji Young. Novel tersebut dibuat berdasarkan
kisah nyata yang pernah terjadi di Gwangju antara tahun 2000-2005 dimana kepala
sekolah dan para pengajarnya terlibat dalam kasus kejahatan seksual terhadap
beberapa siswanya.Sang penulis dahulunya adalah seorang aktivis hak asasi
manusia, ia terinspirasi untuk menulis novel ini setelah membaca berita di surat
kabar mengenai ketidakadilan dalam penyelesaian sebuah kasus kekerasan sesual
pada anak-anak disabilitas yang terjadi di Gwangju Inhwa School.
Real
Story (diterjemahkan dari wikipedia) :
Sekolah Inhwa Gwangju adalah
sebuah sekolah untuk anak-anak tuna rungu yang berdiri pada tahun 1961 dan
terletak di Gwangju, Korea Selatan. Berdasarkan investivigasi pada tahun 2005,
diketahui bahwa enam orang guru, termasuk kepala sekolah melakukan tindak
kekerasan seksual terhadap setidaknya sembilang orang siswa tuna rungu mereka
diantara tahun 2000-2003. Seorang guru baru yang mengetahui kejadian tersebut
kemudian melaporkannya kepada kelompok HAM pada tahun 2005, dan sehingga menyebabkan
ia dipecat dari pekerjaanya. Polisi memulai investivigasi nya, dan hasilnya dari
enam tersangka , hanya empat yang menerima hukuman penjara, sementara dua
lainnya dibebaskan karena statute of limitatations pada kejahatan mereka sudah
kadalwarsa (kasus dianggap sudah kadalwarsa karena waktu terjadinya kejahatan
dengan pelaporan telah melebihi batas
yang ditentukan). Pengadilan setempat menghukum kepala sekolah yang merupakan
putra dari pendiri sekolah dengan hukuman 5 tahun penjara tetapi kemudian
pengadilan mengurangi masa tahanan dan menggantinya dengan hukuman percobaan.
Diantara para tahanan, dua diantaranya bebas hanya kurang dari setahun, empat
dari enam guru kembali ke sekolah. Ketika itu kasus ini tidak menarik begitu
banyak perhatian media, sehingga tidak banyak orang yang menegtahui kasus ini,
tetapi pada saat itu para aktivis dan korban mengkritik mengenai lemahnya hukum
terhadap para pelaku tindak kekerasan.
Menceritakan tentang
kekerasan fisik dan seksual, proses pengadilan yang dipenuhi dengan korupsi dan
suap, film ini menjadi box office dan menarik perhatian lebih dari 4.7 juta penonton korea
selatan, termasuk presiden Lee Myung-Bak. Masyarakat secara masif melakukan
protes memohon agar kasus tersebut kembali dibuka dan di lakukan investivigasi
ulang.
Menanggapi kritikan
yang terus menerus, Hakim tinggi pengadilan Gwangju Jang Jung Hee ketika itu
berkomentar ,”Pengadilan tidak emnghukum mereka dengan berat karena para
keluarga korban menghentikan tuntutan (Hukum ini akhirnya direvisi pada tahun
2010 dimana tuntutan terhadap kasus kekerasan seksual pada anak tak akan bisa
dihentikan kecuali sang korban memintanya sendiri.) Kemudian pada Oktober 2011
parlemen Korea Selatan mengeluarkan undang undang yang disebut “Dogani Bill”
yang mana menghapuskan Statue of Limitations utuk kejahatan seksual terhadap
anak-anak dibawah 13 tahun dan wanita disabilitas. Peraturan tersebut juga
memperberat hukuman untuk para pelaku.
Dua bulan setelah film
tersebut dirilis, kota Gwngju akhirnya secara resmi menutup sekolah tersebut
pada November 2011.
Beberapa guru yang terbukti bersalah, dihukum 12 tahun penjara
atas tindakan kekerasan seksual yang dilakukannya.
Luar biasa bukan ?
sebuah film berbudget rendah yang akhirnya bisa membuka tabir kelam masa lalu,
membuka mata banyak orang dan hingga akhirnya memuat sebuah perubahan besar
mengenai makna keadilan yang sesungguhnya. Hal inilah yang membuat film ini
special bagiku. Dan melalui film ini au benar-benar merasa terkesan terhadap
Gong Yoo. Kenapa ? karena dia salah satu pemeran utama? bukan Cuma itu aja loh,
perlu kalian tahu bahwa film ini tercipta berkat campur tangan oppa ganteng
satu ini. Jadi saat dia lagi wamil, dia kebetulan membaca novel Dogani, nah setelah selesai membaca novel tersebut ia
merasa hati nuraninya terketuk untuk bisa membuat agar kisah tersebut diketahui
banyak orang dan salah satu cara terefektif adalah dengan mengangkatnya ke
layar lebar, akhirnya selepas wamil si oppa segera menemui sang pnulis novel
dan mengungkapkan keinginannya. Dan akhirnya voilaaa jadilan film crucible yang
akhirnya bisa mengetuk hati jutaan manusia. Respect !